Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan teknologi nuklir sebagai pembangkit listrik di Indonesia masih menjadi polemik hingga saat ini. Padahal, belum semua masyarakat Indonesia mengerti secara benar sisi positif dan negatif dari pembangkit listrik berbahan baku uranium tersebut.
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Rinaldy Dalimi mengatakan, selama ini ada beberapa anggapan salah yang berbedar di masyarakat soal tenaga nuklir. Pertama, anggapan bahwa tenaga nuklir merupakan energi yang murah dan efisien.
Faktanya, biaya yang harus dikeluarkan jika terjadi kecelakaan PLTN yang terjadi di Fukusima, Jepang, pada 2011 mencapai US$ 600 miliar. Sedangkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia pada tahun yang sama hanya sebesar US$ 1.000 miliar.
"Jadi lebih dari setengah APBN kita akan disedot oleh Fukusima jika itu terjadi di Indonesia. Ini selama 5 tahun Batan tidak berhasil yakinkan DEN," ujarnya di dalam diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (7/6/2015).
Anggapan yang salah kedua yaitu, soal melimpahnya sumber daya uranium di Indonesia. Padahal belum ada bukti yang valid soal ketersediaan bahan baku alam tersebut.
"Saya mendapat data uranium bisa untuk 130 tahun itu tidak benar. Ada dua mantan Menteri Riset dan Teknologi mengatakan uranium melimpah karena di laut ada uranium. Keberadaan uranium ini kami belum ada bukti," lanjutnya.
Anggapan ketiga yang salah adalah rokok lebih berbahaya dari radiasi yang dihasilkan oleh nuklir. "Kemudian pernyataan merokok lebih berbahaya dari radiasi nuklir, itu salah. Kalau berpikir jangka panjang, tidak gunakan PLTN. Kita punya potensi energi yang lebih besar seperti matahari," kata dia.
Menurut Yarianto, meski saat ini energi matahari atau solar cell dianggap masih sangat mahal, namun dalam 30 tahun ke depan, energi ini akan jauh lebih murah dibanding energi fosil.
"Dalam 30 tahun harga energi matahari akan lebih murah dari harga energi fosil. Makin panjang kita berpikir, makin tidak perlu kita memakai energi yang berbahaya," tandasnya. (Dny/Gdn)
Ini 3 Anggapan yang Salah Soal Nuklir
Meski saat ini energi matahari atau solar cell dianggap masih sangat mahal, namun dalam 30 tahun ke depan, energi ini akan jauh lebih murah.
diperbarui 07 Jun 2015, 19:47 WIBPercobaan senjata nuklir (barracudacomputer.blogspot.com)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Amalan Mudah agar Rezeki Berdatangan dari KH Hasyim Asy'ari, Dibaca Siang atau Malam
Menengok Kamar Tidur Thariq Halilintar yang Baru Melamar Aaliyah Massaid, Luasnya Disebut Setara Rumah Tipe 36
Belasan Santri di Ujung Rokan Hilir Keracunan Makanan, Satu Meninggal Dunia
Viral Aksi Pengendara Fortuner Diduga Potong Jalan Ambulans di Depok, Polisi Selidiki
Hikayat Hajar Aswad, Batu Putih Surga yang Kini Hitam dan Kelak Bersaksi di Hari Kiamat
Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Pencurian Ban Mobil di Parkiran ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja
Viral Warganet Lelang Suvenir Pernikahan Mahalini dan Rizky Febian
5 Hal di Indonesia Ini Sering Dikaitkan dengan Mistis
4 Perbedaan Aurora Borealis dan Australis
Jadwal Sholat DKI Jakarta, Jawa dan Seluruh Indonesia Hari Ini Jumat 17 Mei 2024
Polisi Bongkar Pabrik Tembakau Sintetis di Hunian Apartemen Treepark Tangsel
Bermodal 'Senjata Ajaib', Cecep Pemuda Sukabumi Viral Keliling Kampung Bersihkan Toilet Masjid