BBM Naik Akibatkan Harga Ikan Anjlok, Nelayan 'Menjerit'

Kenaikan harga BBM membuat modal melaut semakin tinggi, namun tidak sebanding dengan harga jual ikan tangkapan.

oleh Liputan6 diperbarui 06 Apr 2015, 06:40 WIB
Kenaikan harga BBM membuat modal melaut semakin tinggi, namun tidak sebanding dengan harga jual ikan tangkapan.

Liputan6.com, Tegal - Sudah jatuh tertimpa tangga, mungkin inilah pepatah yang pas untuk para nelayan tradisional di sepanjang pesisir Pantura, Brebes, Tegal, Jawa Tengah. Selain harus dipusingkan akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), kini harga ikan hasil tangkapan justru semakin turun drastis.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Senin (6/4/2015), sepekan lalu harga ikan tongkol di tempat pelelangan ikan dihargai Rp 16.000 per kilogram. Namun sejak 3 hari lalu harga ikan tongkol anjlok hingga Rp 9.000 per kilogramnya.

Anjloknya harga ikan hasil tangkapan nelayan juga sangat dirasakan para nelayan di pesisir Pantura, Brebes. Kenaikan harga BBM membuat modal melaut semakin tinggi, namun tidak sebanding dengan harga jual ikan tangkapan.

Hal serupa juga dirasakan nelayan di Pantai Depok, Kecamatan Kretek, Bantul, Yogyakarta. Bagi para nelayan, naiknya harga BBM otomatis menambah ongkos produksi dan perbekalan selama melaut.

Dalam sekali melaut, paling tidak mereka harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 300 ribu. Padahal, sebelumnya mereka hanya mengeluarkan biaya Rp 150 ribu. Tingginya biaya melaut rupanya tidak sebanding dengan hasil ikan tangkapan. Belum lagi harga berbagai jenis ikan kini semakin merosot.

Para nelayan akhirnya memilih menjual hasil tangkapan mereka kepada para wisatawan. Bukan ke tempat pelelangan ikan. Alhasil, stok ikan di pasar pun semakin berkurang.

Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi dinilai sangat memberatkan para nelayan. Bahkan, kini sebagian nelayan sudah mulai gulung tikar dan hanya bisa menambatkan perahu mereka di bibir pantai. (Dan/Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya