Kisah Sukses Anggota Parlemen Tunadaksa Pertama di Australia

Keterbatasan fisik tak menjadi kendala bagi Rob Pyne untuk berkarya di bidang politik Australia. Simak kisahnya berikut ini.

oleh Liputan6 diperbarui 30 Mar 2015, 17:20 WIB
Keterbatasan fisik tak menjadi kendala bagi Rob Pyne untuk berkarya di bidang politik Australia. (ABC News)

Liputan6.com, Queensland - Keterbatasan fisik tak menjadi kendala bagi Rob Pyne untuk berkarya di bidang politik Australia. Pria asal Far North, Queensland itu buktinya mampu menjadi tunadaksa pertama yang terpilih menjadi anggota parlemen di negaranya.
 
Rob Pyne diambil sumpahnya sebagai anggota parlemen Queensland setelah berhasil memenangkan kursi di wilayah Cairns dengan jumlah swing voter 17%. Ini merupakan jumlah swing voter terbesar yang pernah terjadi di salah satu negara bagaian di Australia.

Sebelum terpilih sebagai anggota parlemen Queensland, Pyne telah membangun profil publik sebagai anggota dewan lokal tapi musuhnya mencoba untuk mempermalukan dirinya dalam kampanye dengan membahas cacatnya.
 
Tiga hari sebelum pemilu, video anonim muncul secara online, dengan pesan: "Rob Pyne, dia cowok yang baik, tapi ... dia tidak bisa melakukan pekerjaan yang lengkap". Namun Pyne menepis kampanye hitam ini.
 
"Saya belajar untuk mengembangkan sikap tidak gampang termakan kritik, karenanya jika Anda hancur hanya karena ada orang yang mengkritik Anda, maka Anda tidak akan bertahan lama di masyarakat," ucap Pyne.
 
"Sebelum masuk ke politik orang akan selalu mengatakan betapa indahnya Anda, Anda banyak memberi inspirasi, jadi saya sangat tertarik untuk bekerja di bidang di mana Anda tidak akan dapat melaluinya dengan mudah."
 
Pyne berusia 23 tahun ketika pada tahun 1991 dia mengalami kecelakaan, terjatuh dari kapalnya dan mematahkan sejumlah ruas tulang belakangnya. Insiden ini membuatnya lumpuh dari batas dada hingga ke tubuh bagian bawah. Bahkan fungsi lengannya berkurang hingga 50%.
 
Pyne mengatakan isu-isu disabilitas akan menjadi salah satu perhatian utamanya, dan dia berharap dirinya dapat menginspirasi generasi yang lebih muda.
 
"Saya paham saya menjalankan tugas menjadi semacam panutan. Jika ada anak-anak muda di Queensland yang dapat terinspirasi untuk meraih impian mereka karena apa yang saya lakukan, saya lebih dari senang untuk melakukannya."
 
"Ada masalah masih sekitar akses transportasi, akses ke lokasi dan pendidikan. Jadi mari kita bersihkan rintangan sehingga kita bisa memiliki lebih banyak orang dengan cacat yang sukses di tahun-tahun mendatang."
 
Kedatangan Pyne membuat Gedung Parlemen Queensland yang berusia 150 tahun berbenah. Berbagai renovasi pun dilakuan agar dirinya bisa masuk.

Bendahara Parlemen Neil Laurie mengatakan, perubahan yang paling utama adalah menghilangkan dua kursi dan meja mereka dalam ruang parlemen. Hal itu untuk menciptakan sebuah ruang khusus yang memungkinkan Pyne memutar rodanya ke dalam.

Namun sejauh ini galeri publik masih menjadi salah satu daerah yang paling sulit diakses oleh Pyne, karena curam dan lorongnya sempit. (Tnt)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya