Dolar Perkasa, TKW Selamatkan Peso Filipina

Remintasi dari tenaga kerja wanita mendukung cadangan devisa Filipina.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 18 Mar 2015, 19:28 WIB
Ilustrasi penguatan dolar AS (Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Pengawasan Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mulya E Siregar menyatakan, hanya mata uang Filipina yang kuat menghadapi kekuatan dolar Amerika Serikat (AS) di kawasan Asia Tenggara.

Mulya mengatakan, kekuatan mata uang Filipina terhadap dolar disebabkan cadangan devisa yang kuat. Cadangan devisa itu berasal dari remitensi tenaga kerja yang bekerja di luar negeri.

"Di Asia Tenggara, mata uang Filipina menguat karena punya cadangan devisa kuat dari remiten TKW," kata Mulya, di BTN Tower, Jakarta, Rabu (18/3/2015).

Mulya menambahkan, sisi lain Indonesia tidak memiliki devisa cukup untuk dijadikan benteng pertahanan di tengah terpaan penguatan dolar AS. "Sementara Indonesia defisit dari neraca transaksi berjalan. Ini gejala global," ungkapnya.

Mulya mengungkapkan, penguatan mata uang Amerika Serikat tersebut disebabkan oleh melemahnya harga komoditi terutama harga minyak dunia yang sempat menyentuh level terendah.

"Memang sekarang ini melemahnya harga komoditi terjadinya penguatan dolar Amerika Serikat. Pengaruh turunnya harga minyak menguatkan dolar menguat semua kena dampak," tutupnya.

Sejumlah mata uang berkembang melemah terhadap dolar AS, meski demikian ada sejumlah mata uang yang masih perkasa. Mata uang yang menguat terhadap dolar AS antara lain dolar Taiwan naik 0,36 persen, rupee India naik 0,43 persen, baht Thailand menguat 0,73 persen, dan peso Filipina mendaki 0,81 persen. (Pew/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya