Bursa Asia Melemah Ditimpa Sengketa Yunani

Bursa Asia tercatat melemah usai yen menguat ke level tertinggi sejak September 2013 terhadap euro.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 26 Jan 2015, 08:35 WIB
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, New York - Bursa Asia tercatat melemah usai yen menguat ke level tertinggi sejak September 2013 terhadap euro. Penguatan terjadi setelah partai politik yang mengusung aksi renegosiasi utang Yunani tampak akan memenangkan pemungutan suara pada Minggu 25 Januari 2015 waktu setempat.

Mengutip data Bloomberg, Senin (26/1/2015), indeks MSCI Asia Pasifik melemah 0,4 persen ke level 140,59 pada perdagangan pukul 9:01 waktu Tokyo. Akhir pekan lalu, bursa Asia menguat ke level tertinggi dalam dua bulan terakhir.

Indeks saham Topix Jepang melemah satu persen menyusul pelemahan yen. Ekspor Jepang tercatat menguat 12,9 persen pada Desember dibandingkan tahun sebelumnya yang meningkat 11,2 persen.

Sementara indeks saham Kospi Korea Selatan melemah tipis 0,5 persen. Penguatan 0,2 persen juga dialami indeks saham NZX 50 Selandia Baru. Pasar saham Australia ditutup karena libur pada perdagangan hari ini.

Pasar keuangan China dan Hong Kong tercatat masih memulai perdagangannya.

Pergolakan antara zona euro dan Yunani masih terus berlangsung hingga saat ini. Pimpinan Partai Syriza Alexis Tsipras mengatakan, era Yunani mengalah pada para kreditur internasional telah berakhir setelah Perdana Menteri Antonis Samaras mengakui kekalahan dalam pemilihan yang didominasi tentangan publik terhadap tahun pemotongan anggaran. Akibatnya, yen menguat 0,9 persen terhadap euro.

"Jika Syriza memang mendapatkan lebih dari sepertiga pemungutan suara, ini berarti mendapatkan mayoritas suara di parlemen Yunani tanpa perlu membentuk koalisi dengan pemerintah. Ini akan terus mendorong euro ke level yang lebih rendah karena ada kemungkinan Yunani keluar dari zona tersebut," ungkap Chief Portfolio Strategist di Wells Fargo Asset Management, Brian Jacobsen.

Tsipras juga menuntut adanya restrukturisasi utang Yunani. Dia menegaskan akan tetap menjaga negaranya menggunakan euro selama negosiasi utang berlangsung. (Sis/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya