Harga Emas Meredup di Akhir Pekan

Harga emas susut karena investor melirik investasi lain.

oleh Nurmayanti diperbarui 06 Des 2014, 09:57 WIB
Ilustrasi Harga Emas Naik (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, New York - Harga emas berjangka jatuh di akhir pekan ini seiring dirilisnya laporan pekerjaan AS yang menunjukkan perbaikan dan mendorong harapan investor terkait kebijakan moneter yang lebih ketat dan didukung dolar.

Melansir laman Wall Street Journal, Sabtu (6/12/2014) kontrak emas yang paling aktif diperdagangkan, untuk pengiriman Februari, turun US$ 17,30 atau 1,4 persen menetap di US$ 1.190,40 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Dalam laporannya, data pekerjaan AS dilaporkan bertambah 321 ribu bulan lalu. Ini menjadi laju terkuat dalam hampir tiga tahun. Data ini mengalahkan perkiraan kenaikan hanya sebesar 230 ribu, menempatkan 2014 di jalur untuk tahun terbaik dalam penciptaan lapangan kerja sejak tahun 1999.

Harga emas merosot ke posisi US$ 1.186,40 per ounce karena investor menjual aset haven sebagai reaksi terhadap data pekerjaan.

Investor mengatakan bukti pemulihan lanjutan di pasar tenaga kerja AS merupakan suatu pertanda pergeseran kebijakan moneter ketat oleh Federal Reserve, sebuah langkah yang akan menjadi beban bagi harga emas.

"Tidak ada flight to quality yang diperlukan dalam jenis lingkungan, dan mempercepat pikiran bahwa Fed akan melanjutkan rencana pengetatan tahun depan," kata Adam Klopfenstein, Ahli Strategi Pasar Senior Archer Financial Services di Chicago.

Harga emas dipandang beberapa investor lebih mungkin untuk menjaga nilai dari saham, treasurys atau uang tunai bila inflasi meninggi atau terjadi ketidakpastian ekonomi.

Tapi karena prospek ekonomi AS mencerahkan, investor melihat kurang perlu untuk melindungi kekayaan mereka dan lebih nyaman mengambil risiko. (Nrm)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya