26-11-1922: Detik-detik 2 Pria 'Menjamah' Harta Makam Kuno Firaun

Dengan cahaya lilin, Carter pun dapat melihat betapa banyaknya harta yang masih tertinggal di Makam Firaun di Mesir.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Nov 2014, 06:00 WIB
Howard Carter dan Lord Carnarvon, orang pertama yang menjamah makam Firaun. (Wikipedia)

Liputan6.com, Kairo - Sejarah mencatat nama Howard Carter dan Lord Carnarvon, sebagai 2 orang pertama yang berhasil menjamah Makam Firaun di Mesir pada 26 November 1922.

Berawal dari permintaan Lord Carnavon, bangsawan Inggris yang tertarik pada ilmu Mesir kuno, ditemukanlah ia dengan Howard Carter. Pria yang memimpin sejumlah penggalian di Thebes, (sekarang dikenal sebagai Luxor) sebelum dipindahkan pada 1904 untuk Inspektorat Mesir Hilir.

Usai pertemuan keduanya yang digagas Gaston Maspero, Carnavon pun menjadi sponsor ekskavasi makam raja-raja di Thebes yang dilakukan Howard Carter. Salah satunya makam Tutankhamun di Lembah Para Raja, Mesir.

Carter kemudian dipekerjakan oleh Carnarvon untuk mengawasi penggalian baru pada 1907, dengan menerapkan metode arkeologi dan sistem pencatatan modern dalam penggalian-penggalian tersebut.

Lord Carnarvon lalu membiayai penggalian Carter di Lembah Para Raja dari 1914, meski sempat terhenti oleh Perang Dunia I sampai 1917. Namun ia menjadi tidak puas karena penggalian bertahun-tahun itu tanpa hasil memadai. Dan pada 1922, dia memberitahu Carter bahwa dana hanya akan diberikan satu musim lagi.

Pada 4 November 1922, kelompok penggalian Carter menemukan tangga menuju makam Tutankhamun yang merupakan makam Firaun yang paling utuh yang pernah ditemukan di Lembah Para Raja. Ia segera memberitahukannya pada Lord Carnarvon.

Pada 26 November 1922, bersama Lord Carnavon, putrinya dan beberapa orang lain, Carter membuat sebuah lubang kecil hingga ia mampu melihat ke dalam. Dengan cahaya lilin, Carter pun dapat melihat betapa banyaknya harta yang masih tertinggal di tempat tersebut.

"Bisakah kau melihat sesuatu?" ucap Lord Carnarvon menanyakan Carter.

"Ya, benda-benda menakjubkan," jawab Carter dikutip dari Lord Carnarvon's description, 10 December 1922, London: British Museum halaman 141.

Foto dok. Liputan6.com

Beberapa bulan kemudian, Lord Carnarvon meninggal dunia di Hotel Continental-Savoy, Kairo. Kematiannya menjadi bahan spekulasi, termasuk kisah "Kutukan Tutankhamun" atau Kutukan Firaun.

Walaupun demikian, kematiannya kemungkinan disebabkan bakteremia akibat gigitan nyamuk yang terinfeksi bakteri erisipelas.

Sementara Howard Carter bertahan hidup hingga enam belas tahun berikutnya, sempat melanjutkan penggalian di makam dengan ribuan benda temuan tersebut hingga 1932.

Namun setelah penemuan sensasional tersebut, Howard Carter pensiun dari arkeologi dan menjadi agen paruh waktu untuk kolektor dan museum, termasuk Cleveland Museum of Art dan Detroit Institute of Arts. Ia mengunjungi Amerika Serikat pada 1924, dan memberikan serangkaian kuliah di berbagai kota.

Carter meninggal karena penyakit Limfoma, sejenis kanker, di Kensington, London pada 2 Maret 1939 di usianya yang ke-64 tahun. Kematian arkeolog ini terjadi lama setelah pembukaan makam. Hal ini cukup membuktikan bahwa kutukan Firaun, yang menyebutkan bahwa pihak yang memasuki makam Firaun akan tertimpa sial, sakit, bahkan mati, ternyata tidaklah terbukti.

Tanggal yang sama pada 1476 di Today in History, Vlad the Impaler (Drakula) mengalahkan Basarab Laiota dengan bantuan Stephen Agung dan Stephen V. Sementara pada 2003, pesawat jet supersonik Concorde yang melintasi Bristol, Inggris pensiun mengudara. (Tnt/Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya