Bank Mandiri Dukung BI Tinggalkan Visa dan Mastercard

Bank Mandiri mengeluarkan biaya yang tidak sedikit dalam memfasilitasi setiap transaksi yang disetorkan ke penyedia layanan interkoneksi.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 21 Nov 2014, 10:53 WIB
Ilustrasi (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero), Budi Gunadi Sadikin mengaku sangat setuju rencana Bank Indonesia untuk meninggalkan Visa dan Mastercard dalam sistem pembayaran dalam negeri.

‎Hal itu dikarenakan selama ini Bank Mandiri mengeluarkan biaya charge yang tidak sedikit dalam memfasilitasi setiap transaksi domestik yang disetorkan ke penyedia layanan interkoneksi seperti Visa dan Mastercard.

"‎Setuju banget, sekarang kalau kami bandingkan kartu debet sama kartu kredit Mandiri itu sekitar 80 persen untuk transaksi lokal, 20 persen untuk luar negeri‎," kata Budi seperti yang ditulis, Jumat (21/11/2014).

Budi menyakini sebagai Bank Sentral, BI dinilai mampu dalam mengadopsi sistem layanan pembayaran interkoneksi tersebut mengingat jaringan seperti itu sebenarnya sudah ada di dalam negeri.

Apa yang direncanakan BI tersebut diakui Budi seperti apa yang diterapkan di China, dimana hal itu akan membantu mengurangi neraca jasa dan membantu meningkatkan daya saing industri perbankannya.

"Selama ini kan kalau transaksi harus tek tok dengan visa dulu, itu lebih efisien, dan kalau ada apa-apa bisa dilacak juga, servernya di sini, dan kalau tiba-tiba hubungan negaranya tegang kita tetep bisa nyala," pungkasnya.

Seperti diketahui, Bank Indonesia akan mengembangkan sistem jaringan pembayaran nasional yang akam digunakan untuk bertransaksi dalam negeri.

Rencananya pada tahun 2016 sistem ini akan dikembangkan ‎oleh BI dengan tahap awal akan digunakan untuk transaksi menggunakan kartu kredit. (Yas/Gdn)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya