Pengusaha Sebut Subsidi BBM Sumber Penyakit Ekonomi Bangsa

kadin Indonesia mengusulkan kenaikan harga BBM subsidi di level Rp 3 ribu per liter hingga Rp 4 ribu per liter.

oleh Septian Deny diperbarui 09 Nov 2014, 14:13 WIB
Puluhan mahasiswa Unibersitas Mercu Buana, Jakarta, menggelar unjuk rasa menentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan berusaha menutup jalan raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat, Rabu (19/6/2013). (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Kalangan pengusaha terus mendesak pemerintah untuk segera menghapuskan subsidi energi dan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Pasalnya subsidi energi selama ini hanya dianggap sebagai penyakit yang menyerang ekonomi nasional.

"Dunia usaha mendesak pemerintah segera menghapuskan subsidi karena ini sumber penyakit ekonomi bangsa," ujar Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Suryo Bambang Sulisto, saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Minggu (9/11/2014).

Dia mengungkapkan, subsidi BBM selama ini tidak tepat sasaran, karena lebih banyak dimanfaatkan oleh oknum penyelundup dan orang yang mampu. Selain itu besarnya subsidi juga mengakibatkan distorsi ekonomi.

"Sikap Kadin soal subsidi BBM dari dulu konsisten, kami mengusulkan penghapusan sama sekali. Subsidi lebih baik digunakan  untuk hal yang lebih tepat sasaran," lanjutnya.

Menurut Suryo pemahaman bahwa subsidi dihapus akan memberatkan masyarakat merupakan pemahaman yang salah besar. Sebaliknya, jika subsidi BBM dihapus maka secara jangka panjang akan lebih memberatkan masyarakat.

Jika penghapusan subsidi BBM terus ditunda, maka ekonomi Indonesia akan semakin terpuruk dan ini akan berdampak lebih besar lagi kepada masyarakat.

"Pemikiran yang keliru justru disebarluaskan untuk mereka yg menikmati seperti para penyelundup. Kalau tidak, kita makin tidak mampu lebih banyak lagi menggarami laut, tidak ada manfaatnya," ujar dia.

Suryo pun mengusulkan kenaikan harga BBM subsidi di level Rp 3 ribu per liter hingga Rp 4 ribu per liter. Kenaikan tersebut dinilai paling ideal. Pasalnya selama ini banyaknya kelangkaan terjadi karena disparitas harga BBM di berbagai wilayah di Indonesia.

Dia tidak menampik akan terjadinya kejutan di masyarakat seperti kenaikan harga barang kebutuhan dan inflasi ketika kenaikan BBM tersebut diumumkan nantinya. Namun dia mempekirakan hal tersebut hanya terjadi selama satu tahun.

Selain itu, pemerintah telah membuat program pelindungan sosial melalui tiga kartu sakti yang belum lama ini diluncurkan, yaitu Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat dan Kartu Keluarga Sejahtera. Dengan adanya ketiga kartu tersebut diharapkan akan lebih meringankan beban masyarakat kecil akibat kenaikan harga BBM ini.

"Jangan takut dengan risiko. Paling lama setahun shock awalnya," tandasnya. (Dny.Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya