Defisit Listrik Ganjal Pertumbuhan Ekonomi RI

Pemerintah akan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan listrik di Tanah Air.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 06 Nov 2014, 16:38 WIB
Seiring pertumbuhan ekonomi, wilayah Jawa-Bali paling tidak harus mendapat tambahan pasokan listrik sebesar 4.000–5.000 megawatt (MW) setiap tahun. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

 

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan listrik di Tanah Air. Pasalnya, kekurangan pasokan listrik menjadi salah satu pengganjal pertumbuhan Indonesia.

"Sekarang kita rasakan listrik menghambat pertumbuhan," kata Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said di kantor Kementerian ESDM Jakarta, Kamis (6/11/2014

Meski tak mudah, lanjut dia, pemerintah akan bekerja keras untuk mengatas persoalan kekurangan pasokan listrik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

 "Sekarang kita kerja keras, kerja tidak ringan tapi punya tantangan ke sana," tuturnya.

Menteri Koordinator Bidang Maritim Hendroyono Susilo mengungkapkan, berdasarkan data PLN saat ini kemampuan untuk melistriki Pulau Jawa mencapai 23 ribu megawatt (MW). Sedangkan rata-rata pertumbuhan mencapai 8 persen, berarti membutuhkan 1.800 MW per tahun.

" Jawa saja kemampuan kita 23 ribu MW," ungkapnya.

Jika hal tersebut tidak diantisipasi, maka Jawa akan mengalami krisis listrik seperti wilayah lain. Karena itu, pemerintah telah memutuskan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 5 ribu MW dalam kurun waktu 7 tahun ke depan.

"Membangun 5.000 MW. Di Cilacap Jawa Tengah. Lokasinya tidak jauh dari 7.000 MW yang sudah operasi," tutupnya.(Pew/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya