Liputan6.com, Bengkulu - Ratusan titik api (hotspot) dan kabut asap masih berkobar dan tersebar di Sumatera serta Kalimantan. Untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan ini, 9 helikopter pun dikerahkan.
"Saat ini di Riau ada 2 unit (Bolco, Sikorsky), Palembang 3 unit (MI-8, Bolco, Kamov), Pontianak 1 unit (Bolco), dan Palangkaraya 2 unit (MI-8, Bolco) telah ribuan kali terbang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho ketika dihubungi dari Bengkulu, Kamis (16/10/2014).
"Dan jutaan liter air dijatuhkan di titik api yang masih terjadi," imbuh dia.
Menurut Sutopo, hingga kini masih ada hotspot 172 di Sumatera Selatan (Sumsel), 3 titik di Jambi, 37 di Kalbar, 29 di Kalteng, dan 4 Kalsel. Bahkan hotspot di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel tidak ada habis-habisnya.
Ini, lanjut dia, karena pembakaran masih dilakukan sehingga hotspot masih ada 159 titik. Sementara di Banyuasin, Sumsel ada 6 titik hotspot dengan lebih dari 7.000 hektare lahan terbakar.
Sutopo mengatakan, jika sudah dilakukan penyiraman, maka kabut asap di Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang Provinsi Bengkulu yang berbatasan langsung dengan Sumsel akan berangsur hilang.
Menurut dia, kualitas udara di Palembang, Sumsel juga masih berbahaya lantaran konsentrasi partikel debu PM10 (debu berukuran sekitar 10 mikrometer) pada siang hari masih tinggi, yakni sekitar 434 mikrogram per meter kubik.
Begitu juga di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Konsentrasi partikel debu PM10 sekitar 345 mikrogram per meter kubik.
Sutopo menuturkan, seperti pola pada 2006-2013, puncak hotspot tahun ini diprediksi berlangsung pada September-Oktober. Artinya, sambung dia, kebakaran hutan dan lahan akan masih berlangsung hingga akhir Oktober 2014.
BNPB, sambung dia, akan menambah 2 unit helikopter pembom air yang saat ini masih berada di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta. Helikopter-helikopter itu masih menyelesaikan perizinan dan direncanakan lusa akan diterbangkan ke Palembang serta Palangkaraya.
Helikopter Kamov juga akan diterbangkan ke Palembang pada 19 Oktober 2014. Dan direncanakan hari ini pesawat Hercules TNI AU akan tiba di Palembang untuk modifikasi cuaca.
Untuk modifikasi cuaca di Palangkaraya, BNPB telah meminjam pesawat dari PT Pelita dan saat ini menunggu sertifikasi dan uji keamanan, karena adanya beberapa peralatan yang dipasang pada pesawat terbang.
"Upaya pemadaman (titik api dan kabut asap) ini akan tidak efektif jika pembakaran masih berlangsung di darat," tandas Sutopo. (Ans)
Jutaan Liter Air Ditumpahkan untuk Padamkan Kabut Asap
Ratusan titik api (hotspot) dan kabut asap masih berkobar dan tersebar di Sumatera serta Kalimantan.
diperbarui 16 Okt 2014, 18:31 WIBRatusan titik api (hotspot) dan kabut asap masih berkobar dan tersebar di Sumatera serta Kalimantan.
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
7 Pemotretan Rizky Febian dan Mahalini ala Prewed, Disebut Segera Menikah di Bali
Daftar Motor Listrik Rp 3-10 Juta di PEVS 2024, Cocok untuk Buruh Gaji UMR
Joe Biden dan Presiden Meksiko Ramu Jurus Kelola Migrasi Ilegal di Perbatasan
PAN Buka Pintu untuk PDIP jika Ingin Dukung Khofifah di Pilgub Jatim 2024
Manfaatkan Bonus Demografi, Kemnaker Bakal Perbanyak Kompetensi Tenaga Kerja Tersertifikasi
3 Hal yang Harus Siap Sebelum Nikah, Cegah Perceraian Terjadi
Menko Airlangga Lobi Lord Benyon agar Sawit Indonesia Lolos Aturan Lingkungan Hidup Inggris
Kasus Plagiat Skripsi Wasit Shen Yinhao Kembali Jadi Sorotan Usai Pertandingan Indonesia vs Uzbekistan di Piala Asia U-23 2024
Tayangan Khas Korea Tayang Mei di Netflix, Drakor hingga Unscripted Reality Show
VIDEO: Apple Akan Segera Luncurkan Fitur AI Pada iOS 18 Nanti
Aksi May Day, Buruh Padati Kawasan Patung Kuda
5 Alasan Wajib Nonton ONE Fight Night 22