Kabinet Jokowi Bukan Tempat Menebus Dosa

Jokowi-JK dapat melakukan seleksi ketat sosok menteri yang akan menduduki kursi kementerian strategis, termasuk Kementerian ESDM.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 21 Sep 2014, 20:32 WIB
Jokowi dan JK mengumumkan susunan kabinet yang berjumlah 34 kementerian tanpa membeberkan nama-nama menterinya, Jakarta, Senin (15/9/2014) (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pihak menunggu kepastian struktur kabinet lengkap dalam pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Salah satu yang dinantikan adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Kementerian ESDM sontak menjadi sorotan publik ketika sang pemimpinnya Jero Wacik ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi.

Direktur Eksekutif Indonesia Mining and Energy Studies (IMES), Erwin Usman tak menyetujui beberapa nama pejabat yang  disebut-sebut calon menteri ESDM dalam kabinet Jokowi. Nama-nama itu, antara lain Kuntoro Mangunsubroto, Ari Soemarno, Purnomo Yusgiantoro, R Priyono, Karen Agustiawan dan Darwin Silalahi.

"Mestinya nama-nama itu kita kritisi karena perlu jadi perhatian soal amburadulnya tata kelola migas di level hilir Indonesia. Mereka hanya melahirkan satu masalah mafia migas," tegas dia di Jakarta, Minggu (21/9/2014).

Erwin meminta, agar Jokowi-JK dapat melakukan seleksi ketat sosok menteri yang akan menduduki kursi kementerian strategis, termasuk Kementerian ESDM. Pasalnya kementerian ini merupakan salah satu potret atau cerminan ekonomi Indonesia selain, Kementerian Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian BUMN.

"Jokowi-JK jangan memberi tempat atau melibatkan lagi mereka baik di kabinet maupun Satgas Anti Mafia. Karena tempat ini (kabinet) bukan tempat penebusan dosa. Mereka tidak lepas dari amburadulnya tata kelola migas yang menggerogoti keuangan negara di hulu sampai hilir," jelasnya.

Kata Erwin, nama-nama tersebut justru memberi masalah baru terkait pertumbuhan mafia baru. Namun sayangnya, dia enggan memberikan rekomendasi nama yang cocok sebagai Menteri ESDM.

"Pak Jokowi kan sudah bilang, Menteri ESDM bukan partai tapi profesional atau praktisi yang sudah paham dengan peta masalah termasuk soal mafia migas dari hulu ke hilir. Pak Jokowi bisa memilih berdasar rekomen dari siapapun supaya beliau nggak main-main milih kabinet di sektor ekonomi," harap dia. (Fik/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya