Wamen ESDM: Peraih Nobel Pun Tak Bisa Rem Konsumsi BBM Bersubsidi

"Pemenang Nobel sekali pun ke sini, kuota BBM bersubsidi tetap jebol," ujar Wamen ESDM, Susilo Siswoutomo.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 19 Sep 2014, 15:22 WIB
BBM bersubsidi sejatinya ditujukan bagi rakyat menengah kebawah namun pada kenyataanya tak sedikit kalangan berduit yang tanpa rasa malu memilih BBM bersubsidi.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo menyatakan, siapa pun tidak bisa  mengerem konsumsi Bahan Bakar Minyak/ BBM bersubsidi yang mengakibatkan kuota jebol.

"Pemenang Nobel sekali pun ke sini, kuota jebol," kata  Susilo, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/9/2014).

Susilo mengungkapkan, selama perbedaan harga BBM bersubsidi dan non subsidi masih tinggi maka masyarakat tetap memilih BBM bersubsidi. "Selama disparitas harga Rp 6 ribu-7 ribu mau diapakan tetap jebol," tegasnya.

Sebelumnya, Senior Vice Presiden Fuel Marketing and Distribution Pertamina, Suhartoko mengungkapkan, konsumsi BBM bersubsidi tahun ini akan mengalami over kuota mencapai 1,62 juta kiloliter (kl). Over kuota tersebut melebihi  kuota Anggara Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2014 sebesar 46 juta kl.

"Sedangkan konsumsi BBM bersubsidi sampai 31 Agustus 2014, mencapai 30,884 juta kl, tutur Suhartoko.

Hingga akhir 2014, konsumsi BBM bersubsidi diperkirakan mencapai 46,97 juta kilo liter. Angka ini di atas penetapan kuota dalam APBN-P sekitar 46 juta kl. (Pew/Ahm)

 

*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya