Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) optimistis Presiden baru akan mengurangi anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM). Kayakinan ini pun berlanjut jika hasil dari penghematan tersebut bakal dialokasikan ke sektor pertanian.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, Adi Lumaksono mengungkapkan, pengurangan anggaran maupun volume BBM bersubsidi menjadi desakan sejumlah kalangan untuk meringankan beban fiskal.
"Itukan salah satu desakan sekarang, karena BBM subsidi cuma dinikmati orang kaya yang pakai mobil. Misalnya sebulan dia beli premium 100 liter dengan harga Rp 6.500, maka dia dapat subsidi banyak. Itu kan kebijakan nggak tepat," terang dia kepada Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Rabu (13/8/2014).
Beban yang menghimpit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) itu, kata dia, telah disoroti oleh dua calon Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Namun kini, masyarakat Indonesia masih menunggu keputusan akhir Presiden mendatang dari Mahkamah Agung (MA).
"Pemerintah ke depan pasti akan mengambil kebijakan mengurangi subsidi BBM. Itu sudah pasti akan dilakukan Presiden baru karena kondisi anggaran subsidi BBM yang terus membengkak," paparnya.
Pengurangan subsidi BBM, tambah dia, akan dialihkan ke hal-hal yang bersifat produktif, termasuk sektor pertanian. Pasalnya, sektor ini menyerap jumlah tenaga kerja cukup banyak.
"Pasti digunakan untuk pembangunan maupun perbaikan sarana dan prasarana di sektor pertanian. Sebab saya yakin Presiden baru nanti akan fokus di sektor ini karena dia melihat realitasnya banyak program pertanian yang harus ditingkatkan, pengurangan impor. Jadi pemerintahan mendatang pasti menuju ke sana (pertanian)," jelas Adi.
Dia meminta, hasil dari pengurangan subsidi tersebut dapat digelontorkan untuk menambah tenaga atau badan penyuluhan di setiap daerah di Indonesia. Hal ini merujuk kebutuhan petani di daerah yang sangat membutuhkan tenaga penyuluhan pertanian.
"Saat saya inspeksi ke Tomohon, mereka mengeluhkan butuh tenaga penyuluhan, supaya tahu kapan bisa mulai menanam, dan lainnya sehingga produktivitas akan naik," paparnya.
Di samping itu, Adi menyarankan agar pemerintah ke depan bisa menyelesaikan Undang-undang (UU) Perlindungan Petani. Dengan begitu, payung hukum itu akan mendorong masyarakat Indonesia tetap bergairah berusaha di sektor pertanian karena ada kepastian.
"Kalau nggak ada kepastian asuransi, lalu sawahnya kena puso, maka bisa utang kemana-mana. Jadi harus ada asuransi baik yang dibayarkan dari pengalihan subsidi BBm atau hasil panen mereka, yang penting ada kepastian, misalnya satu ha lahan mereka kena puso, maka dapat asuransi sekian. Sehingga petani bisa tetap makan," tukas dia. (Fik/Nrm)
Presiden Baru Diyakini akan Potong Anggaran Subsidi BBM
Pengurangan subsidi BBM, akan dialihkan ke hal-hal yang bersifat produktif, termasuk sektor pertanian.
diperbarui 13 Agu 2014, 08:00 WIBDalam surat bernomor 937 tahun 2014 ini disebutkan larangan penjualan solar untuk wilayah Jakarta Pusat mulai 1 Agustus 2014 lalu. (Liputan6.com/Faizal Fanani)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Adab Menagih Utang dalam Islam, Insya Allah Berhasil
Raja Charles III Kembali Bertugas Usai Jalani Pengobatan Kanker, Diagendakan Sambut Kaisar Jepang di Istana Buckingham
Usai Gempa Garut, BMKG Minta Warga Waspadai Potensi Longsor dan Banjir Bandang
Sri Mulyani Sebut Denda Dibayar Perusahaan Jasa Titipan Terkait Masalah Sepatu Impor
Pria di Turki Lakukan Prank ke Mantan Pacar, Pesan Makanan Lewat Aplikasi hingga 50 Kali
Langkah GWM Poles Citra Baik Mobil China di Pasar Global
Fokus Pagi : Gempa Garut Terasa hingga Jakarta
PAN Sambut Baik Silaturahmi Prabowo dengan PKB dan Nasdem
16 Personil Damkar Dikerahkan Padamkan Kebakaran Gudang Beras di Bojonegoro
Jokowi dan PM Singapura Lee Hsien Long Akan Bertemu dalam Leader’s Retreat di Bogor pada 29 April 2024
Saksikan Live Streaming Liga Inggris Tottenham vs Arsenal di Vidio, Baru Dimulai
NewJeans Rilis Teaser Baru, Siap Comeback dengan “How Sweet”