Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) melakukan tes urine terhadap para tahanan KPK. Tes urine di lembaga pimpinan Abraham Samad itu dilakukan secara spontan alias dadakan.
Dan tak cuma para tahanan saja, seluruh unsur pegawai KPK juga tak ketinggalan bakal dites urine. Wakil Ketua KPK, Zulkarnain mengaku, program ini dilakukan telah dilakukan secara rutin.
"Hari ini kita kerjasama dengan BNN untuk mengecek urine dari para pegawai KPK, mulai dari pejabat struktural dan juga pegawai outsource (alih daya) dan juga direncanakan tahanan termasuk kita tes," ujar Zul di gedung KPK, Jakarta, Senin (11/8/2014).
Tes urine ini dilakukan demi mencegah dan memberantas penggunaan narkoba di kalangan para tahanan dan juga lingkungan KPK.
"Ini sangat penting bagi kita, sehingga kita tiap tahun melaksanakan, sejak 2006-2013. Kita melaksanakan setiap saat dan tak diketahui oleh para pegawai," ujar Zul.
Zul mengatakan, pemberitahuan soal tes urine dilakukan hanya beberapa saat sebelum pelaksanaan. Dia berharap, semua pegawai KPK, mulai pimpinan, penasihat, dan outsource bebas dari jeratan narkoba.
"Kita harapkan ke depan dengan berusaha mencegah, seoptimal mungkin sehingga KPK ke depan integritasnya terpelihara dengan baik," ucap Zul.
Zul menuturkan, bagi pegawai yang kedapatan terbukti menggunakan barang haram akan mendapatkan sanksi. Sebab, dalam kode etik KPK, penggunaan narkoba termasuk pelanggaran berat.
"Di KPK ada peraturan, di kode etik juga kalau terbukti penyalahgunaan narkoba itu termasuk pelanggaran berat. Sehingga bisa diberhentikan dengan hormat," tutur dia.
Sama seperti pegawai, para tahanan yang terbukti kedapatan mengonsumsi narkotika juga akan menerima ganjaran. Sanksi diberikan sesuai posisi dari tahanan itu sendiri. "Tapi jelas untuk tahanan perlakuannya beda dengan pegawai. Bisa diproses secara hukum dan bisa terjadi larangan bertamu, atau sesuai ketentuan Karutan sendiri," ucap dia.
Sementara itum Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN Brigjen Siswandi membenarkan, proses tes urine dilakukan secara mendadak. Baik laki-laki maupun perempuan.
"Jadi belum ada yang tahu, Ketua KPK tak menyampaikan dan sekarang dilaksanakan. Mereka antri masuk kamar kecil. Laki dan perempuan sama-sama dites urine," kata Siswandi.
Siswandi mengklaim, tes urine juga dilakukan di lembaga lainnya. Namun, untuk di kalangan Istana Negara pihaknya belum melakukan tes urine. "(Istana Negara) belum. Nanti kita coba kita akan masuk," kata dia. (Ein)
Tahanan dan Pegawai KPK Dites Urine
Tes urine di lembaga pimpinan Abraham Samad itu dilakukan secara spontan alias dadakan.
diperbarui 11 Agu 2014, 15:11 WIBGedung KPK (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
Advertisement
Advertisement
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Bolak-Balik Ditangkap Polisi karena Narkoba, Rio Reifan Mengaku Khilaf
Pemkab Banyuwangi Akan Berikan Pendampingan Hukum Gadis Diperkosa di Pantai Pulau Merah
Berselisih dengan Jurgen Klopp, Mo Salah Bakal Tinggalkan Liverpool Pindah ke Klub Arab Saudi
Dokter Anjurkan Konsumsi Kacang-Kacangan dan Hindari Gorengan bagi Pasien Stroke
Uni Eropa Bakal Terapkan UU Anti Pencucian Uang, Aset Kripto Ikut Jadi Sasaran
23 Pengusaha Sumbang Rp 23 Miliar untuk Timnas Sepak Bola Indonesia
Gunung Marapi Erupsi Lagi Senin Dini Hari 29 April 2024, Semburkan Abu Vulkanik 1.000 Meter
CEO Tesla Elon Musk Kunjungi China, Ada Apa?
Mengenal Desa Wisata Resun, Tempat Wisata Alam Ramah Perempuan di Riau
3 Varian Resep Praktis Berbahan Dasar Cokelat yang Wajib Anda Coba
29 April 2013: Ledakan Gas Dahsyat Seperti Bom Rusak Gedung Kantor di Pusat Kota Praha, 35 Orang Terluka
Timnas Indonesia U-23 Vs Uzbekistan Malam Ini, Erick Thohir Minta Doa Masyarakat