Pasca Serbu Gaza, Israel Digempur Jutaan Serangan Cyber

Pertempuran melawan teror pun merambah ke dunia cyber. Hacker turun tangan melancarkan aksi serangan balasan.

oleh Dewi Widya Ningrum diperbarui 10 Jul 2014, 15:57 WIB
Ilustrasi hacker (ist.)

Liputan6.com, Jakarta - Serangan udara brutal yang digencarkan Israel di Jalur Gaza, Palestina membuat banyak pihak marah. Pertempuran melawan teror pun merambah ke dunia cyber. Hacker turun tangan melancarkan aksi serangan balasan.

Pasca serangan ke Gaza yang memakan banyak korban tewas itu, Israel mengakui pihaknya telah menerima banyak serangan cyber. Data yang diberikan oleh International Cyber Convention di Tel Aviv U menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan 900% dalam serangan cyber ke situs-situs pemerintah Israel.

"Dalam beberapa hari terakhir, serangan tumbuh hingga 900%. Biasanya kami menghadapi 100.000 serangan per hari, sekarang kami mendapat 1 juta serangan dari berbagai negara Arab dan berpenduduk Muslim," kata Mayor Jenderal (purn) Yitzchak Ben Yisrael, Head of Cyber ​​Center di Tel Aviv U. 

Ben Yisarel memperkirakan volume serangan cyber ini kemungkinan akan lebih tinggi lagi. "Yang kami ketahui ada 1 juta serangan hacker ke badan-badan pemerintah dan perusahaan besar. Kami belum menghitung berapa banyak komputer individu yang telah di-hack, "kata Ben Yisrael.

Ia juga menjelaskan bahwa serangan cyber ini juga menyasar keamanan data dan infrastruktur fisik. "Kereta misalnya, dikendalikan oleh komputer. Jika virus dimasukkan ke dalam sistem maka dapat menyebabkan kecelakaan, "jelasnya seperti dilansir Jewishpress.

2 dari 2 halaman

Serangan DDos

Selain mencuri data dari situs korban, hacker juga men-deface halaman situs atau melakukan serangan DDoS (distributed denial-of-service) hingga menyebabkan jaringan internet lumpuh.

Sebagai contoh, pada tahun 2012 lalu, `The Syrian Electronic Army` meng-hack komputer sistem irigasi di Israel utara dan mematikannya.

"Kami awalnya mendapat pemberitahuan bahwa seluruh sistem air di wilayah Haifa mati. Kabar baiknya, itu adalah pemberitahuan palsu; dan berita buruknya adalah sistemnya mati," cerita Ben Yisarel.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya