Kunyah Makanan 30 Kali, Melatih Kesabaran Kita

Selain dapat menikmati setiap kunyahan makanan yang ada di dalam mulut, kita pun lebih cepat dalam menangkap sinyal kenyang.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 06 Jul 2014, 07:00 WIB
Sejumlah warga membeli makanan berbuka puasa di Pasar Takjil Benhil, Jakarta, Selasa, (1/7/14). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Mengunyah makanan dengan sempurna begitu dianjurkan saat kita makan. Selain dapat menikmati setiap kunyahan makanan yang ada di dalam mulut, kita pun lebih cepat dalam menangkap sinyal kenyang. Sehingga, kita akan menghentikan aktivitas makan.

Dengan begitu, kita akan terhindar dari makan yang berlebihan, dan terhindar dari berat badan berlebih pula.

Untuk memaparkan lebih detail tentang keharusan kita melakukan itu, dr. Muhammad Suwardi membahasnya secara lengkap di dalam buku berjudul `Solusi Sehat Islami`.

Dalam bukunya ia menjelaskan, pencernaan makanan melalui dua proses, secara mekanik dan kimiawi (enzimatik). Pencernaan secara mekanik, kata dia, terjadi di mulut dengan mengunyah makanan.

"Gigi-geligi akan merobek dan mulmatkan makanan dengan bantuan air ludah yang mengandung enzim ptialin. Yaitu, enzim yang mencerna karbohidrat. Sehingga, proses pencernaan di dalam mulut menjadi kian sempurna," kata Suwardi ditulis Health Liputan6.com pada Jumat (4/7/2014)

Agar proses pencernaan ini berjalan sempurna, makanan harus dikunyah dengan baik di dalam mulut. "Kesempurnaan mengunyah makanan yang ideal berkisar antara 25 sampai 30 kali kunyahan," kata dia menambahkan.

Namun sayangnya, sejumlah orang berpendapat bahwa jika makanan sudah terasa lembut dan manis di dalam mulut, menandakan bahwa proses mengunyah telah sempurna. Padahal yang sebenarnya, tidak seperti itu.

Lebih lanjut Ketua Forum Kajian Islam dan Kedokteran Indonesia, menjelaskan, proses mengunyah makanan dengan sempurna akan memudahkan mekanisme stimulasi terhadap kelenjar air ludah agar memberi respons yang optimal setiap kali makan.

Selain itu, agar karbohidrat yang belum seluruhnya dapat dicerna di dalam mulut, dapat disempurnakan di lambung dan usus halus.

"Di samping itu, hikmah mengunyah makanan dengan sempurna dan tidak tergesa-gesa adalah untuk melatih kesabaran," kata dia menekankan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya