Status Naik, Bentuk Tubuh Merapi Stabil

Pelepasan gas ini, dinilai bagus untuk gunung berapi seperti Merapi.

oleh Yanuar H diperbarui 02 Mei 2014, 02:51 WIB
Gunung Merapi (Istimewa)

Liputan6.com, Yogyakarta - Gunung Merapi saat ini kerap mengeluarkan suara gemuruh sejak statusnya naik menjadi waspada. Namun hingga kini tak ada perubahan permukaan bentuk tubuh Gunung Merapi (deformasi) pasca-peningkatan status.

"Belum, belum signifikan jadi deformasi belum tampak adanya pengembungan atau inflasi dan deflasi yang signifikan," kata Kepala Seksi gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Sri Sumarti di kantornya, Kamis (1/5/2014).

Dia mengatakan, penggembungan permukaan tubuh gunung api atau inflasi juga belum terjadi. Pun begitu dengan pengempisan permukaan tubuh Merapi alias inflasi. Alias masih stabil. Proses inflasi dan deflasi ini merupakan akibat dari aktivitas magma yang terjadi.

Aktivitas Merapi saat ini berasal dari pelepasan gas yang ada di dalam gunung. Belum ada aktivitas magma yang mengalir ke permukaan. Sehingga inflasi dan deflasi Merapi belum terjadi. Sri menjelaskan, pelepasan gas Merapi yang menyebabkan suara dentuman belakangan hari ini.

"Itu bukan dari magma, tapi dari gas. Pelepasan gas yang ada ini akhirnya menimbulkan suara dentuman terdengar sampai beberapa kilometer," paparnya.

Pelepasan gas ini dinilai bagus untuk gunung berapi seperti Merapi. Alasannya, pelepasan gas yang keluar akan mengurangi beban gas di dalam perut gunung. Sehingga jika terjadi letusan, tidak akan menjadi letusan yang explosif.

"Karena gas ini sering dikeluarkan maka energi gas yang semula berkumpul banyak, akan berkurang. Nah kalau kurang, nanti kan akan mempengaruhi letusan. Letusannya itu tidak besar, tapi kecil, karena sudah terkurangi energinya," pungkas Sri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya