Jokowi Sentil Pemerintah Terkait Impor Pangan

Menjelang Pilpres 9 Juli 2014, calon presiden dari PDIP Jokowi mulai menunjukkan visi-misinya.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 27 Apr 2014, 12:29 WIB
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kunjungi rumah hidroponik Rusun Marunda, Jakarta, Jumat (11/4/2014) (Liputan6.com/Herman Zakharia).

Liputan6.com, Bogor - Menjelang Pilpres 9 Juli 2014, calon presiden dari PDIP Jokowi mulai menunjukkan visi-misinya. Ia pun tak segan menyentil pemerintah yang masih bergantung pada impor bahan-bahan pangan khususnya si sektor kelautan.

Padahal, menurut mantan Walikota Solo itu, Indonesia yang dikenal sebagai negara maritim namun masih bergantung dengan impor ikan dari negara lain.

"Terus naik impornya. Impor ikan. Kita ini negara maritim tapi impor ikannya melonjak naik seperti ini," kata Jokowi acara penanaman padi yang bertajuk 'Kemandirian Pangan Bersama Rakyat' di Desa Tanjung Sari, Cariu, Bogor, Jawa Barat, Minggu (27/4/2014).

Tak hanya menyentil mengenai ketergantungan impor hasil laut, Jokowi juga menyinggung masalah impor bahan-bahan pokok seperti beras dan sayur. Menurut Jokowi, Indonesia sebenarnya dapat menghilangkan ketergantungan terhadap impor barang asal produksi bahan pangan dalam negeri ditingkatkan.

"Impor beras melonjak juga. Impor sayur juga sama. Itulah problem lonjakan impor yang harus diselesaikan. Kita harus konsen pada produksinya, impor harus mulai potong dan kurangi terus," papar Jokowi.

Dia pun memprediksi, bila ketergantungan impor bahan pangan dari luar negeri tak bisa dihilangkan maka akan mengancam ketahanan pangan nasional. Untuk itu, dia meminta pemerintah untuk segera menyiapkan langkah-langkah ekstrem untuk menghilangkan ketergantungan impor bahan pangan.

"Patut kita waspadai 5 sampai 10 tahun yang akan datang risiko apa yang kita hadapi kalau tidak disiapkan dari sekarang kebijakan-kebijakan yang mungkin ekstrem. Tanpa itu kita punya resiko tinggi ketahanan pangan," pungkas Jokowi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya