Korban Selamat Sewol Alami Depresi dan Kecemasan Akut

"Berdasarkan penilaian kami terkait level depresi dan kecemasan, 16 pasien memiliki gejala depresi dan 28 dengan gejala kecemasan".

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 20 Apr 2014, 10:02 WIB
"Berdasarkan penilaian kami terkait level depresi dan kecemasan, 16 pasien memiliki gejala depresi dan 28 dengan gejala kecemasan".

Liputan6.com, Seoul - Korban selamat dari kapal feri Sewol yang kandas di lepas pantai selatan Korea Selatan pada 16 Maret 2014, kini telah dirawat tim dokter. Mereka dilaporkan menunjukkan gejala depresi dan kecemasan yang sangat serius atau akut.

"Berdasarkan penilaian kami terkait level depresi dan kecemasan, 16 pasien (penumpang selamat) memiliki gejala depresi dan 28 dengan gejala kecemasan pada tingkat yang berbahaya," ujar kepala rumah sakit, Cha Sang-hoon dalam sebuah konferensi pers seperti dilansir dari Korea Times, Minggu (20/4/2014).

"Gejala depresi dan kecemasan dapat muncul kemudian. Jadi kami berencana untuk tetap menutup mata pasien, bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala apapun pada saat ini," jelasnya.

Sejauh ini, dari 174 korban, 80 di antaranya dirawat di Korea University Ansan Hospital di Ansan, di selatan Seoul. Mereka dirawat di sana setelah diselamatkan dari Kapal Sewol yang karam itu.

Pihak rumah sakit menyatakan, mereka akan mengerahkan tim khusus untuk menangani para korban selamat dari Sewol itu.

"Rumah sakit telah memperluas tim spesialis yang menangani para penumpang itu, dengan meminta bantuan dari dokter di rumah sakit lain. Dan mengerahkan tim konselor untuk menangani 7 pasien, yang menunjukkan tanda-tanda depresi sangat serius," kata para pejabat rumah sakit.

Sementara mereka yang menderita gangguan tidur, diberikan obat-obatan untuk menenangkannya.

Sejak Sabtu 19 April, kunjungan terhadap para korban selamat itu juga akan dibatasi. Aturan itu juga berlaku bagi kunjungan dari pihak keluarga. Hal itu dilakukan guna menjaga pasien lebih banyak istirahat.

Operasi pencarian telah berlangsung 4 hari berturut-turut sejak 16 Maret 2014. Namun upaya tersebut berjalan lambat karena terhambat arus kuat dan cuaca yang tak bersahabat.

Lebih dari 300 dari 476 penumpang adalah siswa Danwon High School di Ansan, yang sedang dalam perjalanan wisata.

Hingga hari Minggu, korban tewas yang telah dikonfirmasi berjumlah 46 orang. Sementara mereka yang hilang dari musibah tenggelamnya feri seberat 6.825 ton itu, berjumlah 256 orang. Mereka yang hilang dikhawatirkan terjebak di balik kapal yang kini telah tenggelam itu.

Di tempat lain, isak tangis terdengar jelas di gimnasium di Jindo, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan. Di tempat itu, teman-teman dan keluarga penumpang yang hilang dalam kecelakaan feri Sewol berkumpul.

Di sana, mereka menyaksikan rekaman video proses evakuasi korban dari 2 penyelam yang memasuki kapal pada Sabtu 19 April.

Rekaman video itu menunjukkan sulitnya upaya evakuasi. Mengisyaratkan bahwa kemungkinan korban selamat semakin tipis. Melihat itu, keluarga korban Sewol pun menangis, bersedih dan putus asa. (Yus Ariyanto)

Seperti dilansir Korea Times, Minggu (20/4/2014), rekaman video itu menunjukkan sulitnya upaya evakuasi. Mengisyaratkan bahwa kemungkinan korban selamat semakin tipis. Melihat itu, keluarga korban Sewol pun menangis, bersedih dan putus asa.

Tidak ada laporan ditemukan korban selamat pada upaya pencarian di Kapal Sewol hari keempat. Ada lebih 100 orang yang masih dicari di perairan di lepas pantai barat daya  Korea Selatan itu. - See more at: http://news.liputan6.com/read/2039282/video-evakuasi-korban-feri-korsel-ditayangkan-tangis-pecah#sthash.gP2jbJFa.dpuf

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya