Anggun C Sasmi Stres dan Trauma Lihat Debus

Di tengah banyaknya talenta yang diunjukkan para perserta audisi Indonesia's Got Talent, ada beberapa yang menarik perhatian Anggun C Sasmi.

oleh Sylvia Puput Pandansari diperbarui 27 Mar 2014, 19:00 WIB
Liputan6.com

Liputan6.com, Jakarta Di tengah banyaknya talenta yang diunjukkan para perserta audisi Indonesia's Got Talent, ada beberapa yang menarik perhatian Anggun C Sasmi. Ia sadar ternyata banyak potensi-potensi yang terpendam di Tanah Air. Tapi ketika berkeliling ke kota-kota besar untuk mencari bakat yang benar-benar layak untuk ditampilkan di atas panggung SCTV Indonesia's Got Talent, Anggun mengaku stress dan trauma melihat kemampuan yang satu ini.

"Banyak banget yang menarik dan bikin bilang `wah`. Tapi ini nih yang bikin stres, saya stres kalau lihat orang main Debus. Itu karpet semua juga digambar. Aku tahu memang Got Talent itu akan sangat tergantung dengan sistem di negara masing-masing," kata pelantun I'll be Alright tersebut ketika menghadiri preskon Indonesia's Got Talent di Senayan City, Senayan, Jakarta (27/3/2014).

Tetapi artis yang sudah sukses menjadi penyanyi Internasional ini menyadari bahwa Debus juga merupakan satu dari banyak budaya. Itu adalah kesenian khas dari Banten. Namun apa alasan Anggun merasa stres dan ngeri? Bukankah ia seharusnya bangga karena banyak orang yang masih melestarikan budata itu?

"Pertunjukkan itu memang bagian dari budaya, aku ngerti banget, salah satu ilmu yang bisa dilihat dan dipelajari. Namun aku seperti ada kesulitan untuk lihat secara frontal. Aku memang nggak bisa menikmati," ujarnya.

Hal itu sebenarnya berasal dari trauma masa kecil wanita 39 tahun tersebut terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan kejadian mengerikan G 30 S/PKI.

"Pokoknya  yang ada hubungannya sama benda tajam, aku ngeri. Mungkin ini karena trauma dengan G 30 S PKI. Dulu waktu zaman kecil itu dipaksa melihat film itu setiap hari, padahal umurnya masih kecil banget, baru berapa tahun," papar Anggun.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya