Menkeu Tampik Defisit Perdagangan Akibat Larangan Ekspor Minerba

Menkeu menampik jika defisit perdagangan Indonesia di awal tahun hanya dipicu larangan ekspor minerba. Apa pemicu lainnya?

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 03 Mar 2014, 17:32 WIB

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Chatib Basri mengakui larangan ekspor mineral mentah menjadi penyebab defisit neraca perdagangan Januari 2014 sebesar US$ 430,6 juta. Namun kebijakan tersebut bukan satu-satunya yang memicu turunnya ekspor Indonesia.

"Itu bukan faktor yang signifikan karena memang ekspor Januari biasanya melemah karena baru mulai ekspor," ungkap Chatib kepada wartawan di Jakarta, Senin (3/3/2014).

Chatib optimistis, kebijakan larangan ekspor mineral mentah ini akan mendongkrak nilai ekspor perdagangan mineral Indonesia di masa depan. Selain itu, kinerja ekspor akan kembali meningkat setelah adanya aturan Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE).

Kebijakan baru tersebut rencananya akan mulai berdampak pada neraca perdagangan Indonesia pada pada Februari 2014.

Menurut Chatib dengan membaiknya neraca ekspor nasional, defisit neraca transaksi berjalan diharapkan dapat semakin menyempit di bawah 3% terhadap Produk domestik Bruto (PDB). "Jangka pendeknya akhir tahun ini defisit transaksi berjalan bisa di bawah 3%," tandas Chatib.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2014 defisit US$ 430,6 juta. Defisit didapat setelah nilai ekspor nasional pada Januari tercatat sebesar US$ 14,48 miliar dengan impor US$ 14,92 miliar.

Meski defisit, volume perdagangan nasional justru bergerak lebih baik dengan mencatatkan surplus. Volume ekspor tercatat sebanyak 47,79 juta ton dan impor 11,62 juta ton.

"Ekspor kita banyak di batu bara tapi kita impor juga ponsel. Dari sisi berat ya beratan batu bara, tapi dari harganya mahalan ponsel. Makanya berbanding terbalik," jelas Deputi Bidang Statistik dan Produksi Adi Lumaksono.(Fik/Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya