Investor Banyak Permintaan, Pembangunan Kilang Minyak Kian Molor

Pemerintah berupaya untuk mengundang investor membangun kilang minyak di Indonesia meski demikian pembangunan kilang menjadi tanda tanya.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 27 Feb 2014, 14:18 WIB

Liputan6.com, Jakarta Pembangunan kilang minyak Indonesia menjadi tanda tanya. Hal itu karena banyak permintaan investor yang tidak bisa disanggupi pemerintah.

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Mohammad Hidayat mengatakan, pemerintah Indonesia telah melakukan promosi di Singapura mencari investor untuk membangun kilang dengan skema Kerjsama Pemerintah Swasta (KPS).

"Jadi beberapa minggu lalu Menteri Keuangan, Wakil Menteri Keuangan, dan Wakil Menteri ESDM, beramai-ramai ke Singapura mengadakan market consultation," kata Hidayat, dalam acara NGV & Infrastructure Indonesia Forum, di Hotel Grand Melia Jakarta, Kamis (27/2/2014).


Namun dalam acara tersebut para calon investor memiliki banyak permintaan. Menurut Hidayat, pemerintah tidak mudah menuruti permintaan tersebut sehingga pembangunan kilang menjadi tanda tanya.

"Apa yang diharapkan, ternyata luar biasa sekali hal yang diminta calon inverstor tidak mudah, ini jadi tanda tanya kilang akan dibangun ke depan," tutur Hidayat.

Hidayat menjelaskan, untuk pembangunan kilang membutuhkan dana yang besar sekitar US$ 10 miliar- US$ 12 miliar. Karena itu pemerintah menggunakan skema KPS di luar Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)  dalam pembiayaannya, dengan skema tersebut pihak Indonesia hanya menyediakan lahan dan memberikan kemudahan-kemudahan.

"Pemerintah bangun kilang, namun apa yang terjadi bahwa anggaran US$ 10 miliar- US$ 12 miliar dengan pelaksanaanya multi years ternyata tidak setujui, kemudian skema digunakan ternyata menggunakan skema KPS jadi bagaimana pemerintah menawarkan apa yang bisa pemerintah kontribusikan seperti lahan dan insentif," pungkasnya. (Pew/Ahm)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya