Sukses

Google Chrome Kini Lebih Aman Berkat Perlindungan Real-time terhadap Situs Jahat

Google telah memperbarui Safe Browsing secara default di Chrome untuk memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap situs web jahat.

Liputan6.com, Jakarta - Google telah memperbarui Safe Browsing secara default di Chrome untuk memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap situs web jahat.

Hingga saat ini, fitur tersebut menggunakan daftar web yang disimpan di perangkat untuk memeriksa apakah suatu situs atau file yang diunduh berpotensi membahayakan pengguna.

Daftar tersebut diperbarui setiap 30-60 menit tetapi Google mengatakan bahwa situs web jahat rata-rata hanya dapat bertahan selama 10 menit.

Untuk melawan situs berbahaya itu, Google memanfaatkan fitur perlindungan yang disempurnakan yang terdapat di mode Safe Browsing untuk memeriksa situs terhadap daftar sisi server dari situs-situs yang diketahui tidak aman secara real-time.

Proteksi yang disempurnakan telah disertakan di Chrome, namun Google menemukan bahwa pemeriksaan real-time ini menawarkan "manfaat signifikan", sehingga mereka membenamkan proteksi ini ke Safe Browsing secara default.

Dikutip dari Engadget, Minggu (17/3/2024), Google mencatat bahwa Safe Browsing telah digunakan lebih dari 5 miliar perangkat dan telah melindungi pengguna dari serangan seperti phising, malware dan perangkat lunak yang tidak diinginkan.

Safe Browsing telah mengevaluasi 100 miliar website dan file setiap hari. Google Chrome menunjukkan kepada pengguna lebih dari 3 juta peringatan tentang potensi ancaman melalui fitur ini setiap hari.

Kendati demikian, Google meyakini pemeriksaan URL real-time akan membantu memblokir upaya phishing 25 persen lebih banyak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Google Sarankan untuk Aktifkan Fitur Enhanced Protection

Google mengatakan pihaknya menjamin privasi pengguna karena Safe Browsing tidak membagikan URL situs yang dikunjungi.

Meskipun fitur keamanan telah ditingkatkan, perusahaan tetap menyarankan agar pengguna mengadopsi mode Enhanced Protection karena mode ini menawarkan perlindungan tambahan.

Opsi Safe Browsing hanya memeriksa daftar situs yang diketahui tidak aman.

Sedangkan Enhanced Protection menggunakan fitur machine learning untuk mengidentifikasi situs berisiko yang belum dikonfirmasi oleh Safe Browsing sebagai situs yang berpotensi berbahaya.

Situs yang baru dibuat dan situs yang menyembunyikan potensi membahayakan mungkin tidak langsung terdeteksi oleh sistem deteksi dari Safe Browsing.

Fitur Safe Browsing yang baru kini tersedia di Chrome versi desktop dan iOS terbaru. Fitur akan hadir di aplikasi Android akhir bulan ini.

Sementara itu, Google mengatakan baru-baru ini memperbarui fitur Password Checkup di iOS.

Selain memperingatkan tentang kata sandi yang disusupi, kini Password Checkup juga memperingatkan pengguna tentang kredensial yang lemah.

3 dari 4 halaman

Google Berkolaborasi dengan BSSN Perkuat Strategi Keamanan Siber Nasional

Di sisi lain, Google mengumumkan inisitif strategis bersama BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara). Inisiatif ini diumumkan bersama dengan digelarnya acara AI Policy and Skilling Lab untuk kali pertama. 

Inisiatif ini bertujuan membantu lembaga sektor publik, bisnis, serta warga Indonesia merealisasikan manfaat transformasi digital serta adopsi teknologi AI, sekaligus melindungi mereka dari kejahatan siber.

Adapun inisiatif tersebut dilakukan lewat program pelatihan dan alat keamanan siber berteknologi AI. 

Diinisiasi Google bersama CFDS (Center for Digital Society), serta KORIKA (Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial), program ini juga bertujuan menyediakan kerangka kerja konseptual dan praktik terbaik bagi penentu kebijakan Indonesia.

AI Policy and Skilling Lab juga bisa membantu mereka memahami potensi transformatif AI. Nantinya, inisiatif ini akan menggelar diskusi bulanan dengan pembicara yang berasal dari pakar industri, penentu kebijakan, termasuk pihak lain yang berkepentingan.

Perlu diketahui, inisiatif strategis pertama dilakukan BSSN bersama Google Cloud. Lewat kolaborasi ini, keduanya akan berkolaborasi membangun kompetensi dan kapabilitas keamanan siber bagi sektor publik Indonesia.

Nantinya, inisiatif ini akan memfasilitasi tiga pilar kolaborasi, yakni mendidik spesialis keamanan siber nasional, berbagi intelijen ancaman siber berkualitas terbaik dengan lembaga pemerintah, serta peningkatan kapasitas bersama dengan AI untuk keamanan siber.

4 dari 4 halaman

Cek Fakta Infografis pencurian data

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.