Sukses

BAKTI Kominfo Turunkan Target Satria-1 Demi Akses Internet Lebih Cepat di Sekolah 3T

BAKTI Kominfo menurunkan target titik layanan publik yang akan dialiri akses internet dari Satelit Satria 1. Tujuannya adalah untuk memberikan akses layanan internet lebih cepat.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Aksesibilitas Komunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo memutuskan untuk menurunkan target jumlah titik yang akan dilayani oleh Satelit Satria 1.

Semula, satelit Satria 1 yang memiliki kapasitas transport 150Gpbs direncanakan untuk bisa melayani lebih dari 150.000 titik layanan publik di daerah terdepan, terluar, tertinggal (3T). Titik yang akan dilayani meliputi sekolah, fasilitas kesehatan, kantor pemerintah desa, hingga pos TNI/ polisi.

Namun belakangan, BAKTI merevisi target tersebut. Diungkapkan oleh Kepala Divisi Infrastruktur Satelit BAKTI Kominfo, Sri Sanggrama Aradea, satelit Satria-1 akan menghadirkan layanan internet di 50.000 titik fasilitas publik.

Pria yang karib disapa Aradea ini menjelaskan, BAKTI sebelumnya mengusulkan ada 163.356 lokasi yang akan dialiri akses internet.

Namun perkembangannya, per 30 Juni 2023, ada 14.360 jumlah lokasi yang dikover akses internet. Sedangkan, sebanyak 4.632 lokasi ada terminasi dan relokasi. Sehingga jumlah titik yang perlu dikover akses internet adalah 144.364 titik lokasi.

Dari jumlah tersebut, 63 persennya atau sebanya 91.166 titik belum terkover oleh layanan BTS 4G dengan transmisi fiber optik. Adapun 37 persennya atau sebanyak 53.198 titik sudah terkover BTS 4G transmisi fiber optik.

Aradea menjelaskan, dari 91 ribu tersebut BAKTI Kominfo merasonalisasi target titik yang dilayani oleh Satria 1 menjadi 50.000 titik. Kualitas internet jadi alasannya.

Menurutnya, jika 50.000 titik dipenuhi dengan kapasitas internet 150 Gbps maka satu titik fasilitas publik bisa mendapatkan kecepatan antara 3-4 Mbps.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

BAKTI Prioritaskan Akses Internet dari Satelit 1 ke Sekolah-Sekolah di 3T

"Jadi 50 ribu ini ada dalam 91 ribu titik yang belum dikover layanan internet. Kami bisa mendeliver internet di 50 ribu titik melalui Satelit Satria-1," kata Aradea.

Namun, saat ini ia belum bisa memberikan rincian di pulau atau provinsi mana saja ke-50 ribu titik tersebut berada. Ia dan tim BAKTI masih memetakan titik mana saja yang akan dipilih.

"Titik tersebut sifatnya akan menurun dengan penetrasi internet 4G dari operator atau bisa naik karena hal-hal tertentu, misalnya ada desa baru. Ini masih dinamika, sehingga kini masih memetakan," kata Aradea, memberikan penjelasan.

Adapun dari 50.000 titik tersebut, BAKTI kini memprioritaskan pada pendidikan, dalam ini adalah titik sekolah.

"Kalau kami melihatnya semuanya bisa berjalan paralel, titik sekolah paling banyak di data kami ada 93 ribu yang belum terkoneksi, minimal bisa menggerus sekolah tetapi juga tidak menutup kemungkinan titik lain-lain," kata Aradea.

Sementara, titik-titik layanan kesehatan sudah diselesaikan sejak 2020.

3 dari 4 halaman

Progress Satria 1

Dalam media update Satria-1 yang digelar BAKTI Kominfo bersama Forum Wartawan Teknologi (Forwat), Project Manager Satria-1 PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) Nia Asmady, mengatakan, saat ini satelit Satria-1 masih dalam masa orbit raising.

Adapun masa orbit raising ini diperkirakan akan berlangsung hingga November 2023.

"Posisi satelit Satria-1 saat ini berada di orbit ke-50an dari kurang lebih 180 orbit yang perlu ditempuh sampai bentuk orbit sirkular dan berada di orbit geostasioner," kata Nia, ditemui di Jakarta, Senin (31/7/2023).

Nia lebih lanjut mengatakan, sejauh ini satelit pabrikan dari perusahaan manufaktur Thales Alenia Space (TAS) dalam kondisi sesuai dengan track.

"Apakah akan sesuai target, satelit so far so good dan in track untuk sampai di orbit pada awal November 2023," tutur Nia.

Selanjutnya, Nia menjelaskan, sebelum satelit sampai di Orbit 146BT, akan ada pengujian pengujian dari manufaktur satelit (TAS) sebelum diserahterimakan kepada operator, dalam hal ini PT SNT.

Lalu, setelah semua fungsi normal, satelit akan diserahkan ke SNT dan akan diintegrasikan dengan ground segment selama 1,5 bulan.

"Target operasional akhir Desember 2023 atau awal Januari 2024," kata Nia.

Nia juga mengungkap, instalasi komponen ruas bumi seperti RF equipment dan sistem monitoring masih berjalan. Sementara, perencanaan untuk deployment masih dalam tahap finalisasi.

4 dari 4 halaman

Indonesia Berhasil Luncurkan Satelit Satria-1 dengan Roket SpaceX

Sebelumnya, satelit Satria-1 diluncurkan dengan menggunakan roket Falcon 9 dari SpaceX. Meski kini sudah berhasil mengudara, satelit tersebut tidak bisa langsung beroperasi.

Saat ini, satelit akan melakukan tahap electric orbit raising yang membutuhkan waktu sekitar 145 hari. Setelahnya, satelit ini akan melakukan serangkaian uji coba sebelum akhirnya bisa menghadirkan layanan yang optimal.

Direncanakan, satelit ini akan beroperasi pada minggu keempat Desember 2023 atau awal 2024. Perlu diketahui, produksi satelit Satria-1 oleh perusahaan manufaktur antariksa Prancis Thales Alenia Space telah dimulai sejak September 2020 hingga Mei 2023.

Satria 1 memiliki kapasitas 150Gbps dan mengorbit di slot 146 derajat BT yang berada di atas Papua. Satelit ini diperkuat dengan 116 Spot Beam, sehingga layanan internetnya dapat menjangkau seluruh Indonesia, terutama wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

Perlu diketahui, satelit Satria-1 merupakan satelit multifungsi yang terbesar di Asia dan nomor lima di dunia. Proyek satelit ini menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha atau KPBU. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.