Sukses

ByteDance Bakal Rilis TikTok Music di Indonesia dan Setop Layanan Streaming Resso

ByteDance akan merilis layanan streaming musk TikTok di Indonesia. Perusahaan juga dilaporkan akan menutup Resso yang sudah terlebih dahulu ada di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Tiongkok di balik TikTok, ByteDance, menyebut bakal rilis layanan streaming musik baru di Brasil dan Indonesia. Hal ini dilakukan seiring ambisi perusahaan jadi pemain besar di kedua pasar di atas. 

Inisiatif baru dari ByteDance ini seiring dengan pernyataan perusahaan yang akan menghentikan layanan streaming musik Resso yang sudah ada di Brasil dan Indonesia. ByteDance dilaporkan akan menutup Resso di Indonesia dan Brasil tanggal 5 September 2023. 

Mengutip Reuters, Rabu (12/7/2023), ByteDance mengatakan, Resso akan tetap lanjut beroperasi hanya di India. 

Sebelumnya, sejumlah media melaporkan tahun lalu bahwa ByteDance berencana untuk melakukan ekspansi Resso ke sejumlah negara baru. Saat ini pasar layanan musik streaming dipimpin oleh Spotify. 

Sementara itu, TikTok Music akan memiliki tiga paket langganan per bulan di Brasil dengan biaya antara 8,5 Real Brasil atau Rp 26 ribuan hingga 26,9 Real Brasil atau setara Rp 80 ribuan. 

Adapun di Indonesia Spotify dipasarkan dengan harga langganan mulai dari Rp 49 ribuan per bulan atau Rp 2.500 per hari.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Presiden Prancis Salahkan TikTok

Pemerintahan presiden Prancis Emmanuel Macron masih terus berkutat menghadapi dampak kerusuhan di Prancis setelah polisi menembak pemuda bernama Nahel Merzouk (17) yang notabene berasal dari kelompok minoritas. Nahel ditembak Demo, kekerasan, dan penjarahan merebak di Prancis pada sepekan terakhir. 

Menurut laporan AP News, Minggu (2/7/2023), Presiden Macron turut menyalahkan media sosial seperti Snapchat dan TikTok karena menjadi platform penyebaran video-video kekerasan. Alhasil, muncul aksi copycat alias peniru. 

Presiden Macron berkata platform media sosial ini memainkan peran yang patut diperhitungkan dalam kekerasan tersebut. Platform seperti Snapchat dan TikTok dipakai untuk mengorganisir kekacauan dan mendorong kekerasan copycat.

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin turut memperingatkan media sosial agar tidak menjadi tempat yang mengajak aksi kekerasan.

Namun, Darmanin menyebut para perusahaan media sosial itu mau bekerja sama dengan aparat untuk mengidentifikasi orang-orang yang memancing kekerasan.

"Mereka sangat kooperatif," ujar Darmanin. "Kita akan mengejar setiap orang yang menggunakan jejaring-jejaring sosial ini untuk melakukan tindakan-tindakan kekerasan."

 

3 dari 4 halaman

TikTok Tingkatkan Privasi Keamanan Anak

Baru-baru ini, TikTok meningkatkan pengawasan atas masalah keamanan pengguna anak-anak di Amerika Serikat (AS) dan daerah lain. Hal ini dilakukan karena basis pengguna aplikasi tersebut kebanyakan anak muda dan banyaknya konten tak pantas di platform. 

Kini, perusahaan telah mengumumkan bahwa mereka memberi orang tua lebih banyak kontrol atas konten yang dapat dilihat oleh anak dan remaja. Aplikasi video pendek ini menambahkan kontrol baru pada fitur Family Pairing.

Dengan pembaruan ini, orang tua dapat menyaring video yang mengandung kata-kata atau hashtag (tagar) tertentu untuk meningkatkan pengawasan dari jarak jauh. 

Untuk diketahui, TikTok memperkenalkan Family Pairing pada tahun 2020 agar orang tua dapat menautkan akun anak mereka. Fitur ini memungkinkan orang tua menonaktifkan pesan langsung dari jarak jauh, menetapkan batas waktu layar, dan mengaktifkan mode “konten terbatas.”

Kemudian, fitur baru di aplikasi TikTok ini ditambahkan untuk menyaring video dengan kata-kata atau tagar yang mungkin tidak ingin dilihat pengguna di tab For You termasuk Following.

 

4 dari 4 halaman

Fitur Family Pairing

“Kami menghadirkan alat (penyaringan konten) ini ke Family Pairing untuk memberdayakan para pengasuh guna membantu mengurangi kemungkinan anak remaja mereka melihat konten yang mungkin dianggap mengganggu," tulis TikTok, dikutip dari Engadget, Kamis (29/6/2023).

Kendati demikian, remaja pengguna aplikasi TikTok akan diberi tahu tentang filter konten sensitif yang diaktifkan orang tua mereka, dan dapat memilih untuk tidak menyetujuinya. Opsi ini diberikan untuk memastikan TikTok juga menghormati hak anak muda berpartisipasi.

“Secara default, remaja dapat melihat kata kunci yang ditambahkan oleh orang tua mereka dan kami percaya transparansi ini juga dapat membantu mendorong percakapan tentang batas-batas online dan keamanan," tulis perusahaan tersebut kepada Sky News.

Sehubungan dengan pembaruan ini, TikTok mengumumkan bahwa mereka akan membentuk Dewan Pemuda global pada akhir tahun ini. Tujuannya adalah untuk mendengarkan pengalaman mereka yang secara langsung menggunakan platform.

Perusahaan juga ingin membuat perubahan untuk menciptakan pengalaman yang paling aman bagi komunitas TikTok.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.