Sukses

Mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi Meninggal Dunia di Usia 86 Tahun, Warganet: Terima Kasih Atas 29 Gelar untuk AC Milan

Mantan perdana menteri Italia dan pemilik AC Milan, Silvio Berlusconi, meninggal dunia akibat leukemia. Warganet berduka dan mengenang kontribusinya di dunia politik dan olahraga.

Liputan6.com, Jakarta - Berita duka datang dari ranah politik dan olahraga, di mana mantan perdana menteri Italia dan pemilik klub sepak bola AC Milan, Silvio Berlusconi meninggal dunia.

Adapun Silvio Berlusconi meninggal dunia pada Senin (12/6/2023) waktu setempat di Rumah Sakit San Raffaele, Milan, Italia.

Mengutip kanal Global Liputan6.com, Silvio Berlusconi meninggal dunia akibat infeksi paru-paru terkait masalah leukemia kronis yang dirahasikan.

Selain infeksi paru-paru, dokter di rumah sakit San Raffaele menjelaskan Silvio Berlusconi menderita kanker darah langka, leukemia myelomonocyte kronis.

Selain sebagai mantan politisi, ia juga dikenal sebagai taipan media dan miliarder. Silvio Berlusconi pertama kali menjabat pada tahun 1994 dan memimpin empat pemerintahan hingga tahun 2011.

Tak hanya berkecimpung di dunia politik, Berlusconi pernah menjadi pemilik raksasa Serie A AC Milan.

Pengusaha yang memiliki Fininvest dan Mediaset tersebut mengakuisisi klub berjuluk I Rossoneri, dan menyelamatkannya dari kebangkrutan pada tahun 1986.

Berlusconi menjadi presiden AC Milan hingga tahun 2016, ketika ia akhirnya terpaksa mengundurkan diri karena diharuskan oleh hukum.

Nama Silvio Berlusconi pun selalu dikenang oleh banyak pihak, baik dari lawan politiknya, pemain dan mantan pemain klub AC Milan, dan tentunya para Milanisti.

Kabar Berlusconi meninggal dunia pun langsung menjadi sorotan, di mana saat ini keyword Silvio Berlusconi dan Rest in Peace masuk trending di Twitter.

Hingga berita ini ditulis, sudah ada lebih dari 92 ribu cuitan terkait dengan keyword Silvio Berlusconi.

Berikut ini adalah beberapa bunyi cuitan warganet di Twitter soal kabar Silvio Berlusconi meninggal dunia.

"Terima Kasih atas 29 gelar bersama Milan , beristirahatlah dengan damai ," tulis akun Twitter @w****. Akun @b*** mencuitkan, "rest in peace mbah🙏🏻❤️💙." 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cuitan Warganet Lain Soal Kabar Silvio Berlusconi Meninggal Dunia

Silvio Berlusconi, mantan PM Italia yang juga seorang konglomerat (AP Photo/Alessandra Tarantino)

Selama era kepemimpinannya, Rossoneri menjadi salah satu klub yang paling bergelimang gelar di Eropa, khususnya Italia. Milan memulainya dengan memenangkan Scudetto pertama dalam sembilan tahun mereka pada musim 1987/1988.

Semusim berselang, Milan langsung menjuarai Piala Eropa (Liga Champions) pertama mereka setelah 20 tahun usai menang 4-0 atas tim Romania Steaua Bucuresti. Setahun kemudian, klub yang identik dengan warna merah hitam itu kembali menjuarai Piala Eropa setelah menang tipis 1-0 dari wakil Portugal Benfica.

Kemenangan tersebut menjadikan Milan tim terakhir yang memenangkan Piala Eropa dalam dua musim beruntun sebelum Real Madrid melakukannya pada tahun 2017.

Sacchi akhirnya meninggalkan San Siro pada tahun 1991 dan digantikan oleh mantan pemain Milan juga, Fabio Capello.

3 dari 4 halaman

Pelatih Berganti, Prestasi Semakin Meningkat

Presiden AC Milan Berlusconi (tengah), vice-president Adriano Galliani (kiri) dan Barbara Berlusconi (kanan), menonton AC Milan vs Juventus pada 21 Mei 2016. FILIPPO MONTEFORTE / AFP

Di bawah arahan Fabio Capello, AC Milan sukses memenangkan Serie A dalam tiga musim berturut-turut (1992 – 1994). Dalam rentang waktu tersebut, Milan juga mencatatkan rekor 58 pertandingan tak terkalahkan di Serie A, yang akhirnya membuat klub tersebut dijuluki “The Invincibles”.

Selain itu, Rossoneri juga sukses mencapai final Liga Champions dalam tiga tahun beruntun, yakni pada 1993, 1994 dan 1995. Setahun setelah kalah 0-1 dari Marseille di final Liga Champions 1993, skuad besutan Capello saat itu akhirnya berhasil merebut Si Kuping Besar dalam salah satu kemenangan paling berkesan ketika mereka membantai Barcelona 4-0.

Pada musim 1995/1996, Capello kembali menuntun Milan untuk memenangkan gelar liga sebelum akhirnya pergi untuk menangani Real Madrid pada tahun 1996.

Setelah kepergian Capello, Milan sempat mengalami penurunan performa selama dua musim, tetapi kembali bangkit pada musim 1998/1999 ketika mereka mengangkat gelar liga ke-16nya. 

4 dari 4 halaman

Kesuksesan Era Carlo Ancelotti

Mantan pemilik AC Milan, Silvio Berlusconi bersama istrinya, Marta Fascina. (AFP)

Periode kesuksesan AC Milan berikutnya datang di bawah arahan mantan pemain lainnya, yakni Carlo Ancelotti. Setelah pengangkatannya pada November 2001, Ancelotti membawa Milan ke final Liga Champions 2003, di mana mereka mengalahkan Juventus melalui adu penalti untuk memenangkan gelar Eropa keenam klub tersebut.

Skuad Ancelotti tersebut kemudian memenangkan Scudetto pada musim 2003/2004 sebelum akhirnya juga mencapai final Liga Champions 2005, di mana mereka dikalahkan oleh Liverpool melalui adu penalti.

Dua tahun kemudian, kedua tim tersebut kembali bertemu di final Liga Champions 2007. Kali ini, Milan menang 2-1 untuk mengangkat Si Kuping Besar untuk ketujuh kalinya. Tim ini kemudian memenangkan Piala Dunia Antarklub pertamanya pada Desember 2007.

Pada tahun 2009, usai menjadi manajer terlama kedua AC Milan dengan catatan 420 pertandingan, Ancelotti meninggalkan klub untuk mengisi kursi kepelatihan di Chelsea. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.