Sukses

Xiaomi Bantah Tudingan Jadi Sponsor Perang Ukraina

Xiaomi membantah bahwa mereka telah menjadi sponsor perang, seperti yang dituduhkan biro antikorupsi Ukraina

Liputan6.com, Jakarta - Perang Ukraina dan Rusia masih berlangsung. Baru-baru ini, nama perusahaan teknologi Tiongkok Xiaomi, terseret ke dalam pusaran konflik yang belum terlihat ujungnya ini.

National Agency for the Prevention of Corruption Ukraine (NAZK), baru-baru ini menuding Xiaomi sebagai "sponsor perang internasional" atau "International War Sponsor" dalam daftar mereka.

Lembaga itu, seperti dikutip dari Gizmochina, Senin (17/4/2023), mengklaim bahwa Xiaomi tetap aktif di pasar Rusia, dan telah menjadi merek smartphone di negara itu sejak perang Rusia dan Ukraina dimulai.

Data NAZK terbaru juga menyebut, pangsa pasar Xiaomi di Rusia berlipat ganda pada tahun 2022, dengan pengiriman per kuartal tiga meningkat sebesar 39 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Siaran pers dari Ukraina ini pun menyatakan, keputusan memasukkan Xiaomi ke dalam sponsor perang internasional, berdasarkan kelanjutan operasi perusahaan Rusia setelah "invasi skala penuh."

Pada Juli 2022, Xiaomi dan sub-brand mereka Poco, juga dilaporkan menguasai 42 persen pangsa pasar untuk ponsel pintar Rusia, menduduki peringkat pertama dalam hal pendapatan.

Data pada 2021 juga menyebut, anak perusahaan Xiaomi di Rusia telah menghasilkan pendapatan USD 202 juta.

Biro Antikorupsi Nasional Ukraina ini juga mengklaim pajak yang dibayarkan atas pendapatan yang signifikan ini, telah digunakan untuk mendukung militer Rusia dan "mendanai perang melawan Ukraina."

Adapun dalam tudingan biro Ukraina itu, ada 21 perusahaan yang dimasukkan dalam sponsor perang internasional oleh mereka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Xiaomi Bantah Jadi Sponsor Perang

Terkait hal ini, pada Jumat pekan lalu, Xiaomi membantah tudingan tersebut. Perusahaan juga mengatakan, mereka mematuhi semua hukum dan peraturan di setiap yurisdiksi tempat mereka beroperasi.

"Xiaomi adalah perusahaan elektronik konsumen, menawarkan produk hanya untuk penggunaan sipil dan komersial," kata Xiaomi, seperti dikutip Twitter resminya.

Xiaomi juga menentang tudingan dari Biro Ukraina yang menyebut bahwa mereka adalah Sponsor Perang International, serta menegaskan tidak mendukung aksi perang apa pun.

"Kami percaya setiap konsumen di dunia memiliki hak untuk mengakses alat komunikasi dan informasi di internet," tulis Xiaomi. Misi kami adalah agar semua orang di dunia menikmati kehidupan yang lebih baik melalui teknologi inovatif," pungkas mereka.

3 dari 4 halaman

Rencana Media Rusia Hadir di Indonesia

Di sisi lain, media Sputnik dari Federasi Rusia sedang mempertimbangkan untuk hadir di Indonesia. Pada pertengahan Maret lalu, perwakilan media Rusia itu sudah datang ke Indonesia. 

Menurut pejabat diplomatik Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, perwakilan Sputnik bertemu dengan pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo) dan sejumlah media.

"Sputnik News Agency ... Mereka telah mengunjungi Indonesia bulan lalu untuk mempelajari kemungkinan untuk membuka kantor mereka di sini di Indonesia," ujar Roman Romanov, kepala bagian politik dan bilateral Kedubes Rusia di Jakarta, Rabu (12/4/2023).

"Kami saat ini belum punya perwakilan kantor berita Rusia di sini. Dan kami harap Sputnik akan menjadi yang pertama," jelasnya.

Sputnik merupakan salah satu media Rusia yang memiliki kantor cabang global. Namun, media itu mendapat pencekalan dari Uni Eropa ketika perang Rusia dimulai karena dianggap menyebar propaganda.

 

4 dari 4 halaman

Belum Punya Kantor di Asia Tenggara

Romanov berkata pada tahun 1980-an ada perwakilan media Rusia di Indonesia, namun sejak 1990-an tidak ada lagi. Pihaknya menarget Sputnik bisa hadir di Indonesia pada tahun 2023 atau 2024.

Romanov juga berkata Sputnik telah mendunia karena memiliki cabang di sejumlah negara, akan tetapi belum ada satu pun kantor perwakilan di Asia Tenggara.

Apabila mereka jadi hadir di Indonesia, maka Sputnik Indonesia akan menjadi yang pertama di ASEAN. 

(Dio/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.