Sukses

Peneliti: Perangkat Biometrik yang Dijual di eBay Berisi Data Sensitif Militer AS

Peneliti Jerman yang membeli perangkat biometrik di eBay menemukan data sensitif militer Amerika Serikat (AS) yang tersimpan di kartu memori.

Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Jerman yang membeli perangkat biometrik di eBay menemukan data sensitif militer Amerika Serikat (AS) yang tersimpan di kartu memori.

The New York Times melaporkan, data-data itu termasuk sidik jari, pemindaian iris, foto, nama, dan deskripsi individu--kebanyakan dari Irak dan Afghanistan.

Hal ini dinilai berisiko karena banyak yang bekerja dengan tentara AS dapat menjadi sasaran jika perangkat tersebut jatuh ke tangan yang salah.

Sekelompok peneliti bernama Chaos Computer Club, dipimpin oleh Matthias Marx, membeli enam perangkat biometrik itu di eBay, sebagian besar di bawah harga US$ 200.

Laporan tahun 2021 dari The Intercept menyebut Taliban telah menyita perangkat biometrik militer AS yang serupa. Atas dasar itu, mereka ingin memastikan apakah perangkat berisi data identitas orang-orang yang membantu militer AS.

Mereka pun terkejut dengan hasilnya. Pada kartu memori salah satu perangkat biometrik, mereka menemukan nama, kebangsaan, foto, sidik jari, dan pemindaian iris mata dari 2.632 orang.

Metadata lain menunjukkan bahwa perangkat itu telah digunakan di dekat Kandahar, Afghanistan pada musim panas 2012. Perangkat lain digunakan di Yordania pada 2013, yang mana berisi sidik jari dan pemindaian iris dari sekelompok kecil personel militer AS.

Perangkat semacam itu digunakan untuk mengidentifikasi pemberontak, memverifikasi warga lokal serta negara ketiga yang mengakses pangkalan AS dan menghubungkan orang ke acara. Demikian menurut panduan 2011 untuk perangkat tersebut.

“Sangat mengganggu bahwa [militer AS] bahkan tidak berusaha melindungi data,” kata Marx kepada NY Times, dikutip dari Engadget, Jumat (30/12/2022).

“Mereka tidak peduli dengan risikonya, atau mereka mengabaikan risikonya," Marx menambahkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Pengakuan Jenderal AS

Satu perangkat dibeli di pelelangan militer, dan penjual mengatakan mereka tidak mengetahui bahwa itu berisi data sensitif.

Informasi sensitif disimpan di kartu memori, sehingga militer AS dapat menghilangkan risiko hanya dengan melepas atau menghancurkan kartu tersebut sebelum menjualnya.

"Karena kami belum meninjau informasi yang terdapat pada perangkat, departemen tidak dapat mengkonfirmasi keaslian data yang dituduhkan atau mengomentarinya," kata juru bicara Departemen Pertahanan Brigjen. Jenderal Patrick S. Ryder mengatakan kepada NY Times.

"Departemen meminta agar perangkat apa pun yang dianggap berisi informasi identitas pribadi dikembalikan untuk analisis lebih lanjut," ucapnya menegaskan

Mengingat sensitivitas informasi, Chaos Computer Club berencana untuk menghapus informasi identitas pribadi yang ditemukan di perangkat.

Peneliti lain mencatat bahwa setiap individu yang ditemukan pada perangkat tersebut tidak aman bahkan jika mereka mengubah identitas mereka, dan harus diberikan suaka oleh pemerintah AS.

3 dari 5 halaman

Tentara Indonesia Latihan Militer di Hawaii Bareng AS

Di sisi lain, Republik Indonesia akan mengikuti latihan taktis militer besar-besaran bersama Amerika Serikat di Hawaii. Latihan gabungan multinasional ini diikuti oleh militer dari Kerajaan Thailand dan Republik Filipina. 

Tujuan AS adalah membuat pasukan siap siaga untuk terjun ke lapangan, serta ada pula harapan menjaga Indo-Pasifik yang tetap bebas dan terbuka (Free and Open Indo-Pacific). Taiwan juga akan ikut serta di latihan ini sebagai observer.

Latihan ini berpusat di Joint Pacific Multinational Readiness Center (JPMRC). Lokasi Hawaii ini dianggap ideal bagi AS untuk menyesuaikan diri dengan kawasan laut di Pasifik.

"Ini adalah fasilitas latihan terbaru yang tentara AS telah dirikan di Pasifik. Kita sebelumnya punya tiga pusat latihan, dua ada di AS, dan satu di Eropa. Tapi ini adalah pusat pelatihan pertama di Indo-Pasifik," ujar Letjen James Jarrard dari US Army Pacific dalam telekonferensi, Jumat (28/10/2022). 

"Tujuan dari pusat ini adalah membangun kesiapan, menyiapkan prajurit kita saat bergerak di kawasan Indo-Pasifik, dan berinteraksi, dan latihan dengan para partner dan sekutu kita," lanjut Jarrard. 

Latihan ini akan digelar pada 31 Oktober hingga 9 November 2022. AS akan melibatkan 6.000 pasukan dari negaranya. Angkatan udara, marinir, dan navy AS akan terlibat.

Ada sekitarnya 364 partisipan yang berasal dari Indonesia, Thailand, dan Filipina. AS mencoba untuk menggelar latihan secara realistis agar untuk mendukung kesiapan para anggota militer di Indo-Pasifik

4 dari 5 halaman

Ogah Bahas China

Ketika ditanya mengenai ketegangan di Selat Taiwan antara Republik Rakyat China dan Taiwan, Letjen Jarrard menolak membahas secara eksplisit. Ia hanya berkata ingin menjaga situasi kondusif.

"Kami melakukan segalanya untuk bekerja dengan partner dan sekutu kami untuk membuat Indo-Pasifik yang terbuka dan bebas," ujarnya.

"Indo-Pasifik yang terbuka dan bebas berarti lingkungan yang damai. Jadi kita melakukan segalanya yang kita bisa untuk mencegah eskalasi berubah menjadi krisis, dan bahkan konflik," ujarnya.

Jarrard juga menolak membahas komunikasi dengan militer China mau pun kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan beberapa waktu lalu.

Indo-Pasifik yang Terbuka dan Bebas adalah prinsip yang dipromosikan Jepang dan Amerika Serikat. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida juga membahas isu tersebut ketika datang bertemu Presiden Joko Widodo pada Juli 2022. 

Lebih lanjut, Jarrard hanya menegaskan bahwa pihaknya ingin mencegah konflik.

China sangat marah ketika Pelosi datang ke Taiwan karena dipandang mendukung kemerdekaan Taiwan. Namun, pihak AS membantah dugaan China, dan menyebut tetap menghormati prinsip One China.

5 dari 5 halaman

Infografis Kekuatan Militer Israel (Liputan6.com/M. Iqbal ARS)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.