Sukses

Platform Streaming Tiongkok Uji Coba Gelar Siaran Piala Dunia 2022 ala Metaverse

Dua platform streaming Tiongkok menguji coba siaran Piala Dunia 2022 ala metaverse dengan bantuan 5G dan VR

Liputan6.com, Jakarta - Kemeriahan Piala Dunia 2022 juga sampai ke Tiongkok. Beberapa platform pun ikut memeriahkannya dengan mencoba menawarkan pengalaman menonton "ala metaverse" dengan bantuan 5G dan realitas virtual (virtual reality/VR).

Migu, anak perusahaan China Mobile, serta Douyin merupakan TikTok versi Tiongkok, adalah dua layanan streaming besar Tiongkok memiliki hak sub-lisensi untuk siaran langsung Piala Dunia Qatar.

Mereka juga memiliki sub-lisensi liputan sesuai permintaan, dan akan membagikan liputan digital dari turnamen ini dengan lembaga penyiaran milik negara China Media Group. Menurut laporan media, Migu dan Douyin membayar harga tinggi untuk hak siar.

Hanya enam saluran di Tiongkok daratan, termasuk Migu China Mobile dan Douyin, diizinkan menyiarkan pertandingan Piala Dunia, seperti dikutip dari Global Times, Minggu (27/11/2022).

Gan Yuqing, Chief Content Officer Migu mengatakan pada bulan Juli lalu, mereka akan menciptakan ruang interaktif virtual pertama di dunia untuk menonton turnamen.

Selain itu, mereka juga akan menyiarkan langsung acara tersebut dengan teknologi 5G dan VR, untuk memberikan nuansa yang nyata bagi para penggemar sepak bola di negara itu.

Migu di akun Sina Weibo juga mengumumkan rencana untuk "Festival Musik Piala Dunia Metaverse" dan "pengunjung kejutan" dari tahun 2070 yang akan hadir di sana.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dorong Industri VR dan Metaverse Tiongkok

Sementara itu, pembuat headset VR Pico, yang juga dimiliki oleh ByteDance seperti Douyin, juga dapat menonton siaran langsung pertandingan menggunakan perangkat VR mereka.

You Xi, salah satu pendiri aplikasi Kandong mengatakan kepada Global Times, pertandingan sepak bola adalah skenario yang sempurna untuk menerapkan teknologi baru.

Selain itu menurutnya, acara ini akan jadi dorongan besar bagi industri VR dan metaverse di Tiongkok.

Chen Jia, seorang pengamat industri independen menambahkan, sejak raksasa teknologi AS Facebook berubah menjadi Meta dan mengedepankan konsep metaverse, kemajuannya berjalan lambat.

"Tetapi China telah mendorong perkembangan baik di tingkat negara maupun tingkat perusahaan," ujarnya.

Pada tanggal 1 November lalu, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi Tiongkok, meluncurkan rencana lima tahun dari 2022 hingga 2026, untuk mendorong pengembangan industri VR.

Bersama dengan empat lembaga pemerintah lainnya, rencana ini bertujuan untuk mencapai total skala industri melebihi 350 miliar yuan pada tahun 2026.

3 dari 4 halaman

Meta Cegah Komentar Negatif Selama Piala Dunia 2022

Sebelumnya, Meta mengungkapkan sejumlah upaya dalam rangka mencegah perilaku tidak terpuji dan komentar negatif, seperti bullying hingga ujaran kebencian, yang mungkin muncul terkait dengan Piala Dunia 2022 Qatar.

"Kami punya aturan yang jelas terhadap intimidasi, ancaman kekerasan, dan ujaran kebencian - dan kami tidak menginginkannya di aplikasi kami," tulis Meta dalam blog resminya, dikutip Jumat (25/11/2022).

Selain menanggapi laporan dari komunitas, di luar pesan pribadi, Meta juga menggunakan teknologi untuk secara proaktif mencari konten yang mungkin melanggar aturan tersebut.

"Saat teknologi kami menganggap suatu konten mungkin melanggar, ia akan mengambil tindakan, baik mengirimkannya ke tim kami untuk ditinjau atau--jika benar-benar yakin--menghapusnya secara otomatis," kata perusahaan.

Meta juga melaporkan antara April dan Juni 2022, sudah ada lebih dari 17 juta ujaran kebencian di Facebook dan Instagram yang ditindak, dan lebih dari 90 persen ditemukan sebelum ada yang melaporkan.

 

4 dari 4 halaman

Fitur yang Dapat Digunakan

Induk Facebook dan Instagram itu juga mengungkapkan beberapa fitur yang dapat digunakan untuk membantu menjaga keamanan pesepakbola maupun fans di media sosial.

Pertama adalah menonaktifkan permintaan pesan langsung (Direct Message/DM) sepenuhnya di Instagram, sehingga mereka tidak akan bisa menerima pesan dari siapa pun yang tidak mereka ikuti.

Selain itu, para pengguna media sosial Meta, juga dapat memilih siapa yang bisa mengomentari unggahannya, atau mematikan komentar sama sekali.

Sementara bagi mereka yang tidak ingin mematikan permintaan DM, Meta juga mengembangkan Hidden Words.

Saat diaktifkan, fitur Hidden Words secara otomatis mengirimkan permintaan DM — termasuk balasan Story — berisi kata, frasa, dan emoji yang menyinggung ke folder tersembunyi sehingga tidak perlu dilihat.

(Dio/Ysl)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.