Sukses

Situs Kencan Antivaksin Bocorkan Data Pribadi 3.500 Pengguna

Situs kencan bagi para antivaksin mengekspos data pribadi milik 3.500 penggunanya gara-gara administrator mengaktifkan mode debug. Data yang diekspos mulai dari nama, tanggal lahir, hingga alamat.

Liputan6.com, Jakarta - Mereka yang anti terhadap vaksinasi Covid-19 ternyata punya situs kencan tersendiri. Situs kencan bagi orang-orang yang antivaksin tersebut salah satunya bernama Unjected yang kalau diterjemahkan, artinya adalah "tidak disuntik."

Rupanya, mereka yang antivaksin ini juga tidak begitu hebat dalam hal keamanan siber.

Mengutip The Verge, Selasa (26/7/2022), situs kencan antivaksin Unjected gagal mengambil tindakan pencegahan dasar untuk menjaga keamanan data para pengguna. Pasalnya, situs kencan ini membiarkan data sensitif penggunanya terekspos dan memungkinkan siapa saja menjadi admin situs.

Disebutkan, situs kencan Unjected diatur agar dasbor administratornya bisa diakses sepenuhnya oleh siapa saja yang tahu cara mencarinya.

Melalui dasbor ini, administrator dapat mengakses informasi pengguna untuk tiap anggota situs. Data pribadi yang terekspos mulai dari nama, tanggal lahir, alamat email, dan alamat rumah.

Kesalahan konfigurasi ini ditemukan oleh peneliti keamanan yang dikenal sebagai GeopJr, mengkonfirmasi kerentanan kepada Daily Dot, dengan mengedit unggahan langsung di situs.

GeopJr memperhatikan, situs kencan online tersebut dipublikasikan langsung ke web dengan mengaktifkan "mode debug".

Mode debug adalah serangkaian fitur khusus yang dipakai pengembang software saat mengerjakan aplikasi. Mode debug seharusnya tidak diaktifkan secara default di aplikasi yang sudah dipublikasikan.

Dengan memakai fitur administrator tersebut, peneliti bisa membuat hampir semua perubahan pada situs, termasuk menambah atau menghapus halaman, menawarkan layanan gratis untuk layanan yang harusnya berbayat, hingga menghapus seluruh backup database.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informsasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Punya 3.500 Pengguna

Saat ini, situs kencan antivaksin Unjected diyakini memiliki 3.500 pengguna, yang semua datanya bisa diakses melalui fitur administator.

Meski basis penggunanya kecil, Unjected tampaknya berambisi membangun koneksi di antara komunitas yang tidak divaksinasi.

Selain menyediakan layanan kencan, Unjected juga menawarkan sesi "fertilitas atau kesuburan", di mana pengguna dapat menawarkan sperma, sel telur, atau ASI mereka untuk disumbangkan.

Pada bagian lain web tersebut, pengguna juga bisa mendaftar ke bank darah, dengan mencantumkan lokasi dan golongan darah mereka.

Baik bank darah maupun layanan fertilitas diklaim sebagai layanan yang membantu pengguna menemukan donor bebas vaksin berbasis mRNA. Adapun vaksin yang berbasis mRNA meliputi vaksin Pfizer dan Moderna.

Situs web Unjected kini menjadi salah satu portal utama untuk proyek tersebut, setelah aplikasi Unjected dihapus dari toko aplikasi App Store pada Agustus 2021 karena dianggap melanggar kebijakan konten Covid-19 di Apple.

Namun, pengguna Android masih bisa mengunduh aplikasi ini jika mereka mau, pasalnya aplikasi Unjected masih terdaftar di Google Play store dengan lebih dari 10 ribu unduhan dan ulasan rata-rata bintang 2,5.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Kencan Online dan Vaksinasi

Terlepas dari itu, dalam kondisi pandemi yang mengharuskan orang melakukan pembatasan sosial, pengguna internet lebih memperhatikan kesehatan dan keselamatan pribadi mereka saat berkencan.

Berdasarkan laporan Kaspersky, 1 dari 2 (49 persen) responden di Asia Pasifik lebih memilih untuk hanya bertemu dengan orang yang memiliki sertifikat vaksin.

Data ini tujuh poin lebih tinggi dari rata-rata global yang sebesar 42 persen. Kaspersky menyebut, masyarakat global umumnya lebih khawatir tentang pertemuan tatap muka sejak awal pandemi.

Mengutip keterangan Kaspersky, Jumat (9/7/2021), jumlah orang yang tidak menemui kencan offline mereka meningkat lebih dari dua kali lipat (dari 16 persen menjadi 35 persen).

Peristiwa pandemi global telah signifikan mengubah banyak aktivitas sehari-hari, tak terkecuali dalam berkencan. Pasalnya, selama periode isolasi diri yang diterapkan, orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu untuk aplikasi kencan dan jumlah penggunanya terus bertambah.

Peneliti Keamanan Kaspersky David Jacoby mengatakan, transisi kencan dari online ke offline menjadi sebuah gejolak kepercayaan bagi banyak orang, tidak hanya kondisi kesehatan yang perlu dipertimbangkan tetapi juga risiko yang lebih besar saat melakukan pertemuan dengan orang asing.

 

4 dari 4 halaman

Pentingnya Status Vaksinasi

Kaspersky memandang, tuntutan untuk mengetahui status vaksinasi teman kencan merupakan dampak yang jelas dari pandemi. Namun, bertemu kencan online secara langsung tampaknya menimbulkan kecemasan yang besar ketimbang menjadi sakit.

Secara keseluruhan, 51 persen pengguna di Asia Pasifik merasa gugup dan tidak aman ketika mereka bertemu teman kencan secara langsung untuk pertama kalinya.

"Pandemi telah mengguncang kehidupan, banyak hal yang kita anggap remeh sebelum pandemi terjadi, seperti sebuah kontak fisik intens kini berubah sebagai hal yang tidak aman untuk dilakukan," kata Terapis dari Pelatihan Munich Leibling + Schartz Birgitt Holzett.

Untuk itulah, merupakan reaksi normal bagi pengguna aplikasi kencan saat mereka bermain aman, dengan bersikeras hanya bertemu orang yang menganggap serius kesehatan dan keselamatan mereka.

"Karena mengelola diri secara baik dan serius menjadi indikator penting untuk membangun hubungan yang sukses," kata Holzzett.

(Tin/Isk)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.