Sukses

Startup Agritech Gokomodo Rilis 2 Platform Utama Dorong Modernisasi Sektor Agrikultur

Startup agri-tech Gokomodo mengumumkan telah merilis dua platform utama, yakni Gokomodo eProcurement dan Gokomodo AgriCommerce.

Liputan6.com, Jakarta - Startup agri-tech Gokomodo meriils dua platform utama, yakni Gokomodo eProcurement dan Gokomodo AgriCommerce. Kedua platform ini hadir sebagai perwujudan misi Gokomodo dalam memodernisasi agrikultur di Indonesia, sekaligus menciptakan ekosistem digital dalam menjawab tantangan industri agrikultur.

Melalui platform eProcurement, Gokomodo berupaya mewujudkan transparansi dan kemudahan pada proses procurement di sektor agrikultur. Nantinya, segala riwayat aktivitas pengadaan akan disimpan secara digital, sehingga dapat diakses kembali apabila dibutuhkan.

Platform eProcurement dari Gokomodo telah berkembang pesat dan kini memiliki lebih dari 2.000 seller/vendor, termasuk dipercaya pemain besar di sektor agrikultur, seperti Bumitama Agri, Global Palm Resources, PT FAP Agri, serta Sampoerna Agro.

"Kami berupaya menjembatani kendala yang dimiliki buyer dan seller. Digitalisasi proses bisnis untuk menciptakan ekosistem digital yang menguntungkan kedua belah pihak adalah solusi yang dapat kami tawarkan," tutur CEO dan Co-founder Gokomodo, Samuel Tirtasaputra dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (14/7/2022).

Selain eProcurement, startup lokal ini juga memiliki platform terlengkap di bidang agricommerce, yakni gokomodo.com. Platform ini memperjual-belikan segala kebutuhan sektor agrikultur, mulai dari alat perkebunan, perlengkapan keselamatan, produk agrokimia, pupuk, hingga material umum.

Tampilan platform ini dirancang user-friendly agar mudah diakses oleh berbagai kalangan untuk mendukung perkembangan petani dan pekebun di Indonesia. Solusi ini diharapkan bisa memodernisai sektor agrikultur di Indonesia agar dapat berkembang di masa depan.

Terlebih, riset McKinsey pada 2020 menyatakan pemanfaatan teknologi digital dalam sektor agrikultur bisa membawa dampak positif bagi para petani dan ikut meningkatkan output ekonomi hingga Rp 94.846 triliun per tahun.

"Gokomodo memiliki visi untuk memberikan akses mudah terhadap produk agrikultur berkualitas, dengan menjadi platform dan layanan rantai pasok terdepan di agribisnis dan komoditas," ujar Samuel menutup pernyataan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Startup Studio Indonesia Batch 4 Luluskan 15 Alumni di Event Milestone Day

Di sisi lain, Kemkominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) telah menggelar acara puncak Milestone Day sebagai bagian akhir dari rangkaian program inkubasi Startup Studio Indonesia (SSI) Batch 4.

Setelah lima bulan menjalani pelatihan, 15 startup yang terpilih berkesempatan mempresentasikan bisnis dan pencapaiannya selama mengikuti program ini di hadapan lembaga pemerintah dan venture capital.

SSI sendiri merupakan program Kemkominfo yang bertujuan untuk mendampingi dan membina para startup tahap awal selama 15 minggu. Pelatihan ini dilakukan agar mereka bisa menemukan product-market fit (PMF).

Hingga sekarang, SSI telah menuntaskan 4 batch pelatihan dengan total 65 alumni. Selain itu, total pendanaan yang tersalur ke startup alumni SSI Batch 1-3 hingga Mei 222 mencapai Rp 332,1 miliar.

Dari setiap batch, 30 hingga 40 persen alumni telah mendapatkan pendanaan tahap awal. Setelah program ini selesai, Kemkominfo juga masih akan terus memantau kemajuan peserta melalui Program Alumni.

Lewat program ini, startup akan melakukan sesi pelatihan tambahan dan pertemuan ruti setiap bulan selam setahun dengan tim SSI. Kurikulum yang dirancang juga berdasakran kebutuhan unik startup di setiap batch.

3 dari 5 halaman

Program Startup Studio Indonesia Batch 4

"Banyak yang berpendapat bahwa iklim ekonomi saat ini kurang menguntungkan bagi startup. Namun, kami ingin menanamkan mindset pada para founder untuk terus menjaga visi jangka panjang," tutur Koordinator Startup Digital, Sonny Hendra Sudaryana saat acara Milestone Day yang digelar secara virtual.

Lebih lanjut ia menuturkan, Kemkominfo juga akan selalu berkomitmen mendukung startup yang ingin menyelesaikan tantangan riil dalam masyarakat, yaitu dengan penentuan regulasi yang tepat, pelatihan talenta digital, pembentukan komunitas, serta pemberian akses terhadap jaringan ahli startup lewat program SSI.

Startup Studio Indonesia Batch 4 yang kini resmi menjadi alumni adalah Transporta, Wilov, MUFIT, Envio, Allure, Ternakesia, OkeGarden, Paygua, Kendali, Surplus, Friendchised, Seryu, Universitas123, Kibble, dan Aksel.

"Untuk SSI Batch ke-5, kami tentunya akan menargetkan lebih banyak peserta dan kualitas yang lebih baik lagi. Ini karena kami melihat semakin banyak startup inovatif dengan potensi tinggi yang bermunculan dari berbagai daerah dengan inovasi di berbagai bidang, terutama sektor pemerintah dan pelayanan publik," tutur Sonny.

4 dari 5 halaman

Ramai PHK Startup, Menkominfo Minta Mereka Perhatikan 3 Aspek Ini Agar Bisnis Tetap Bertahan

Di sisi lain, belakangan ini badai PHK tengah menghantam industri startup digital. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menilai bahwa keberlanjutan bisnis saat ini menjadi salah satu tantangan yang dihadapi oleh para pelaku perusahaan rintisan atau startup digital.

Maka dari itu, Menkominfo Johnny G. Plate mengatakan, para pelaku startup digital perlu memperhatikan tiga aspek tata kelola agar perusahaan tidak mengalami masalah.

"Ketiga aspek itu yakni prinsip usaha atau product dan service, skema pembiayaan, dan manajemen," kata Johnny dalam sebuah dialog pada Selasa malam, dikutip dari siaran pers, Kamis (16/6/2022).

Menurut Menkominfo, apabila tiga aspek tersebut tidak dikelola dengan baik, maka perusahaan akan mengalami masalah. Johnny menegaskan, penerapan prinsip usaha merupakan kunci keberlanjutan di semua sektor.

"Kalau soal PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) itu terjadi di semua jenis usaha yang tidak dipersiapkan dengan baik, apakah itu startup digital atau startup non-digital, sama saja," kata Johnny.

(Dam/Isk)

5 dari 5 halaman

Perlawanan Satu Dekade Petani Kendeng (Liputan6.com/Abdillah)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.