Sukses

Rusia Klaim Banyak Konten Palsu di Google dan Wikipedia, Ancam Akan Kenakan Sanksi Berat

Pengawas komunikasi Rusia Roskomnadzor mengancam bahwa Google akan dikenakan sanksi berat karena tidak dapat menghapus video di YouTube, yang dianggap konten palsu.

Liputan6.com, Jakarta - Ketika perang Rusia-Ukraina telah memasuki hari ke-52, pengadilan Rusia mengancam akan mengenakan denda kepada Google dan Wikipedia hingga US$ 96.000 atau Rp 1,4 miliar karena gagal menghapus konten palsu di platformnya.

Dilaporkan Interfax News Agency, sebagaimana dikutip dari Republic World, Senin (18/4/2022), pengawas komunikasi Rusia Roskomnadzor dalam sebuah pernyataan mengancam bahwa raksasa internet yang berbasis di AS itu akan dikenakan sanksi berat karena tidak dapat menghapus video, yang dianggap Moskow 'ilegal', dari YouTube.

Sementara itu, Wikimedia Foundation (pemilik Wikipedia) akan menghadapi denda karena mempublikasikan informasi palsu di situsnya.

Perkembangan terjadi setelah Rusia memperingatkan Wikipedia untuk menghapus 'materi dengan informasi yang dinilai tidak akurat tentang kepentingan publik' saat perang Ukraina pada tanggal 5 April 2022.

Roskomnadzor mengklaim Wikipedia menampung data yang tidak benar tentang apa yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina. Selanjutnya, Wikipedia diduga menyebarkan rincian yang salah tentang tindakan pasukan Rusia di bekas tetangga Soviet yang diperangi.

Ini bukan pertama kalinya Moskow mengenakan denda pada perusahaan internet dan media sosial yang berbasis di AS.

Desember lalu, perusahaan induk Facebook, Meta, menerima denda pengadilan senilai 1,9 miliar rubel (US$ 27 juta) karena gagal menghapus konten yang dilarang dari platform-nya.

Pada saat itu, Pengadilan Distrik Tagansky juga memutuskan bahwa Google telah mengabaikan ketentuan undang-undang media Rusia, menyebabkan mereka menghadapi hukuman administratif senilai 7,2 miliar rubel (sekitar US$ 98,4 juta).

Sebelumnya Rusia telah memberlakukan denda pada perusahaan media sosial, tetapi Desember 2021 adalah pertama kalinya hukuman didasarkan pada pendapatan para terdakwa.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Google Blokir Kanal YouTube Parlemen Duma TV, Rusia Tak Terima

Sebelumnya, Google memblokir saluran YouTube milik Parlemen Rusia yaitu Duma TV. Perusahaan menyebut, mereka telah melanggar persyaratan layanan di platform.

"Jika kami menemukan bahwa sebuah akun melanggar Persyaratan Layanan kami, kami akan mengambil tindakan yang sesuai," kata juru bicara Google kepada Reuters, seperti dikutip dari Engadget, Minggu (10/4/2022).

Google menambahkan, tim mereka memantau situasi dengan cermat untuk setiap pembaruan dan perubahan.

Selain itu, perusahaan juga menyatakan telah berkomitmen untuk mematuhi sanksi yang dikenakan pada Rusia, setelah terjadinya invasi ke Ukraina pada akhir Februari lalu, hingga saat ini.

Penangguhan kanal YouTube ini pun memicu kemarahan dari para pejabat di Rusia. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut, YouTube telah "menandatagani surat perintahnya sendiri."

Kecaman juga datang dari regulator telekomunikasi Rusia, Roskomnadzor. Mereka mengutuk langkah tersebut dan mendesak Google untuk segera memulihkan kanal YouTube Duma TV.

"Perusahaan teknologi informasi Amerika mengambil posisi anti-Rusia secara jelas dalam perang informasi yang dilakukan oleh Barat melawan negara kita," kata Roskomnadzor.

3 dari 5 halaman

YouTube Blokir Kanal Rusia

Sebelumnya, YouTube mengatakan bakal memblokir kanal media yang didanai oleh pemerintah Rusia, di seluruh dunia. Sebelumnya, kanal media Rusia RT dan Sputnik diblokir di wilayah Eropa.

Dengan begitu, pengguna yang tinggal di wilayah Eropa tidak bisa melihat video dari RT dan Sputnik serta media-media lain yang dibiayai pemerintah Rusia.

Kini, seiring YouTube memblokir RT dan Sputnik dari seluruh dunia, video-video dari kanal tersebut sama sekali tak akan bisa dilihat oleh para pengguna YouTube.

YouTube juga mengumumkan, akan menghapus konten mengenai invasi Rusia ke Ukraina yang isinya menyangkal atau meremehkan peristiwa kekerasan.

"Pedoman Komunitas kami melarang konten yang menyangkal, meminimalisasi, atau meremehkan kejadian kekerasan yang terdokumentasi dengan baik," kata YouTube lewat akun Twitter @YouTubeInsider.

"Kami menghapus konten mengenai invasi Rusia di Ukraina yang melanggar kebijakan ini," tambah akun Twitter YouTube tersebut.

4 dari 5 halaman

Rusia Blokir Instagram

Pada Jumat, 18 Maret 2022, Rusia mendesak Google untuk berhenti mempromosikan apa yang dianggap pemerintah Rusia sebagai ancaman terhadap rakyat negara tersebut, di YouTube.

Tampaknya jika permintaan tersebut tidak dipenuhi Google, bisa saja Rusia memblokir layanan YouTube di wilayah Rusia.

Mengutip Gizchina, Minggu (20/3/2022), menurut regulator internet Rusia, Roskomanadzor, iklan di YouTube mempromosikan penangguhan terhadap sistem komunikasi Rusia.

Terlepas dari itu, regulator juga menuding YouTube mempromosikan penghentian jaringan kereta api di Belarusia.

Selanjutnya, regulator juga mengklaim tindakan YouTube mewakili posisi Google yang anti-Rusia. Kendati begitu, regulator tidak membagikan informasi tentang akun yang berbagi iklan ini.

Untuk diketahui, YouTube sebelumnya memblokir video propaganda Rusia secara global pada awal bulan Maret ini. Terlepas dari itu, Rusia memblokir Instagram belum lama ini.

Menurut Rusia, Instagram telah ikut menyebarkan ujaran kebencian terhadap rakyat Rusia.

5 dari 5 halaman

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.