Liputan6.com, Jakarta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengungkapkan masih ada sekitar 12 ribu desa atau kelurahan di Indonesia yang belum mendapatkan akses internet 4G.
Dedy Permadi, Staf Khusus Menkominfo yang juga Co-Chair Digital Economy Working Group G20 2022, mengatakan pemerintah tengah melakukan percepatan pembangunan infrastruktur digital.
Baca Juga
Google Rilis Fitur Help Me Write di Gmail, Pengguna Bisa Tulis Email Lebih Cepat dan Efisien dengan Bantuan AI
Karim Benzema Pamit dari Real Madrid di Laga Terakhir La Liga Bikin Madridista Mewek, Warganet: Good Bye Legend
4 Cara Pebisnis UMKM Lindungi Diri dari Serangan Siber dan Pulihkan Data Akibat Bencana Alam
"Indonesia ini masih ada wilayah-wilayah yang belum tersentuh akses internet 4G," kata Dedy dalam Sofa Talk DEWG secara virtual, Jumat (11/2/2022).
Dedy mengungkapkan, dari 83.218 desa dan kelurahan, masih ada 12.548 desa dan kelurahan yang belum memiliki akses internet 4G.
"Kita juga mengidentifikasi dari 500 ribu lebih pusat layanan publik, masih ada 150 ribu titik layanan publik yang belum ada akses internet memadai," imbuh Dedy.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Para guru rela mengantarkan soal ujian manual kepada lima orang muridnya yang tak bisa mengikuti ujian secara online atau daring. Hal ini karena tak ada akses internet yang masuk ke desa di daerah pegunungan Kecamatan Wonosalam, Jombang, Jawa Timur.
Percepatan Pembangunan Infrastruktur Digital
Dedy melanjutkan, di 12.548 desa dan kelurahan yang belum mengakses 4G, Kemkominfo bersama operator seluler berbagi tugas untuk mempercepat pembangunan infrastruktur digital.
"Dan percepatannya 10 tahun dari initial plan, atau dari perencanaan awal 2032, tetapi Insya Allah, tahun ini atau tahun depan bisa diselesaikan dengan kerja sama antara BAKTI Kominfo dengan operator seluler," kata Dedy.
Sementara pada 150 ribu titik layanan publik, Kemkominfo berharap satelit Satria-1 dapat meluncur di kuartal tiga atau empat tahun 2023, dengan kapasitas 150 Gbps.
"Diharapkan bisa memenuhi kebutuhan untuk pusat layanan publik di 150 ribu titik misalnya sekolah, pesantren, kantor kelurahan, kantor kepolisian, dan lain sebagainya," imbuh Dedy.
Advertisement
Optimalisasi Utilitas Palapa Ring
Di sisi lain, pemerintah juga mendorong optimalisasi utilitas Palapa Ring atau tol langit.
"Yang kita akan disambungkan dengan Palapa Ring terintegrasi, yang salah satunya untuk mengintegrasikan jaringan fiber optic untuk wilayah Ibu Kota Negara baru kita," kata Dedy.
Pada kesempatan yang sama, Dedy juga menegaskan, untuk mendukung inklusifitas di bidang digital yang dibutuhkan bukan cuma soal perluasan akses internet saja, tetapi juga manusianya.
"Jadi kesenjangan bukan hanya soal daerah yang tidak ada internet dan daerah yang ada internet, tetapi juga soal orang yang sudah punya internet itu, bisa menggunakannya atau tidak," kata Dedy.
Sehingga, selain memastikan akses internet yang luas, Dedy mengatakan bahwa pemerintah saat ini bertugas untuk memastikan internet tersebut bisa digunakan secara positif dan produktif.
(Dio/Isk)
Infografis Era Teknologi 5G di Indonesia
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement