Sukses

80 Persen Konten NFT di OpenSea Karya Plagiat

Pihak OpenSea mengakui tentang seberapa banyak aktivitas pemalsuan, plagiat, dan penipuan pada platform mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini nama OpenSea memang telah menjadi perbincangan publik dunia, termasuk di Indonesia.

Salah satu alasan adalah Ghozali Eveyday mampu meraup miliaran rupiah menjual NFT (non-fungible tokens) foto selfie dirinya di OpenSea.

Terlepas dari hal tersebut, marketplace peer-to-peer NFT buatan Devin Finzer dan Alex Atallah ini dituding telah menjadi sarang pelaku kejahatan.

Pihak OpenSea mengakui tentang seberapa banyak aktivitas pemalsuan, plagiat, dan penipuan pada platform mereka.

“Lebih dari 80 persen NFT yang dibuat dengan tool ini adalah karya plagiat, koleksi palsu, dan spam,” kata OpenSea di utas Twitter.

Dikutip dari Vice, Sabtu (5/2/2022), hampir semua NFT yang dibuat menggunakan tool gratis di platformnya adalah hasil karya bajakan atau plagiat.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

OpenSea Sedang Persiapkan Solusi

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)

Hal ini diungkap OpenSea setelah perusahaan urung membatasi 50 item dapat dipakai secara gratis untuk membuat karya NFT di platformnya.

Meski ditentang oleh sejumlah pengguna, OpenSea berjanji akan mencari solusi untuk mencegah aksi penipuan serupa di masa mendatang.

“Selain membalikkan keputusan, kami sedang mengerjakan sejumlah solusi untuk memastikan kami mendukung pembuat konten sambil menghalangi pelaku jahat,” kata OpenSea.

3 dari 3 halaman

Ada Bug di OpenSea

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash/Andrey Metelev)

Baru-baru ini, sebuah bug di OpenSea membuat beberapa penyerang bisa membeli NFT langka dengan harga yang jauh lebih murah di bawah nilai pasarnya.

Dilansir The Verge, dikutip Kamis (26/1/2022), bug tersebut kemungkinan sudah ada selama beberapa pekan. Sebuah cuitan pada 1 Januari 2022 lalu mengungkapkan keberadaan masalah itu.

Namun, perusahaan analitik blockchain Elliptic melaporkan, eksploitasi dari kesalahan tersebut meningkat dalam 12 jam yang membentang sebelum 24 Januari pagi.

Setidaknya, bug tersebut dieksploitasi sekitar delapan kali untuk menggondol NFT dengan nilai pasar lebih dari US$ 1 juta.

Salah satu NFT, Bored Ape Yacht Club #9991, dibeli dengan memanfaatkan bug tersebut seharga 0,77 ETH (US$ 1.790). Kemudian NFT tersebut dijual lagi dengan harga 84,2 ETH (US$192,400).

(Ysl/Tin)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.