Sukses

Pemanfaatan Limbah Industri untuk Hasilkan Alternatif Plastik

Para peneliti di São Paulo State University (UNESP), Brasil, telah mengembangkan sebuah lapisan film yang dapat menggantikan plastik kemasan makanan dari limbah industri

Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti di São Paulo State University (UNESP), Brasil, telah mengembangkan sebuah lapisan film yang dapat menggantikan plastik kemasan makanan.

Film ini terbuat dari hidroksipropil metilselulosa dan sisa-sisa selulosa bakteri dari limbah industri.

Kedua bahan baku itu bersifat berkelanjutan. Para peneliti menggabungkan kedua bahan itu untuk menghasilkan sebuah film biodegradable dari nanocrystals selulosa bakteri dan HPMC.

Produk ini, menurut para peneliti, mengungguli film yang terbuat dari HPMC saja. Penelitian yang didukung oleh FAPESP ini terbit di jurnal Applied Material & Interfaces.

"Kami mengawali proyek ini dengan mengisi matriks HMPC dengan nanocrystals selulosa bakteri untuk meningkatkan sifat-sifatnya," ujar Márcia Regina de Moura Aouada, salah seorang peneliti di proyek ini, dikutip dari rilis pers via Eurekalert, Rabu (16/12/2020).

Selain itu, menurut dia, proyek ini bermaksud untuk membuat protokol lebih ramah lingkungan bagi pengembangan komposit baru, dari bahan itu sendiri hingga asalnya.

"Jadi kami menyertakan prinsip penggunaan kembali limbah industri dalam proyek tersebut," kata Márcia yang menyelesaikan PhD di bidang kimia di UNESP.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penelitian sejak PhD

Sejak memulai PhD, Márcia telah mempelajari film yang terbuat dari bahan terbarukan serta film yang dapat dikonsumsi dan dan dapat terurai. Tujuannya adalah untuk mengurangi pertumbuhan limbah padat dalam bentuk kemasan makanan plastik yang pada akhirnya dibuang.

"Salah satu keterbatasan film yang terbuat dari HPMC dan biopolimer lainnya adalah kekuatan mekanisnya yang rendah dibandingkan dengan film tradisional yang berasal dari minyak bumi. Mereka juga sangat permeabel terhadap uap air, yang membatasi aplikasi yang tersedia," tutur Pamela Melo, peneliti lainnya di proyek ini.

Di dalam proyek ini, Pamela dan Márcia meningkatkan sifat tersebut dengan menambahkan selulosa bakteri

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.