Sukses

Masuk Daftar Hitam AS, Bos Huawei Masih Pede Perusahaan Bakal Baik-Baik Saja

Ren juga percaya diri, pertumbuhan pendapatan tahunan Huawei bisa mencapai lebih dari 20 persen pada 2019 ini.

Liputan6.com, Jakarta - Huawei masuk ke daftar hitam Amerika Serikat (AS). Perusahaan asal Tiongkok ini dilarang membeli peralatan dan komponen dari perusahaan AS.

Sang pendiri sekaligus CEO Huawei Ren Zhengfei pun, langsung memberikan pernyataan atas pelarangan di Negeri Paman Sam ini.

Menurut Reng Zhengfei, pelarangan di AS akan membuat pertumbuhan sedikit lebih lambat.

"(Pertumbuhan) mungkin akan melambat, namun hanya sedikit," tutur Ren Zhengfei sebagaimana dikutip Reuters, Senin (20/5/2019).

Dia menegaskan bahwa perusahaannya tidak melanggar hukum apapun di Amerika Serikat. Ren juga percaya diri, pertumbuhan pendapatan tahunan Huawei bisa mencapai lebih dari 20 persen pada 2019 ini.

Ren mengatakan, Huawei akan mempersiapkan langkah untuk menghadapi pembatasan tersebut.

Ia menyebut, Huawei "akan baik-baik saja", bahkan jika pembesut chipset AS Qualcomm dan pemasok komponen AS lainnya tidak akan menjual chip kepada mereka.

Pembesut chipset Huawei, HiSilicon, mengatakan, pihaknya telah bersiap untuk skenario terburuk, yakni jika perusahaan dilarang membeli chipset dan teknologi AS.

Bahkan, mereka memastikan pasokan chipset-nya tetap stabil dan mampu memenuhi berbagai produk.

Ren juga mengatakan, Huawei tidak akan menerima instruksi dari pemerintah AS.

"Kami tidak akan mengubah manajemen atas perintaan AS atau menerima pemantauan seperti yang telah dilakukan ZTE," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Masuk Daftar Hitam

Sebelumnya, Huawei sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di Tiongkok masuk dalam daftar hitam perdagangan AS.

Hal ini membuat Huawei bakal kesulitan berbisnis dengan perusahaan-perusahaan AS.

Keputusan AS inipun dikecam oleh Tiongkok yang menyebut, bakal mengambil langkah-langkah untuk melindungi perusahaan-perusahaan Tiongkok.

Huawei kebagian dampak hubungan datang antara Tiongkok dan AS yang makin memanas.

Tindakan terakhir AS yang memasukkan Huawei ke daftar hitam perdagangannya merupakan imbas dari ketakutan AS bahwa teknologi dan jaringan Huawei digunakan Tiongkok untuk memata-matai orang Amerika. Tudingan ini berulang kali ditolak oleh Huawei.

Larangan serupa dilakukan AS kepada ZTE. Perusahaan ini pun hampir lumpuh gara-gara masalah pelarangan ini.

3 dari 3 halaman

Google Hentikan Dukungan Update untuk Perangkat Huawei

Sebelumnya, Google dikabarkan telah putuskan kerjasamanya dengan perusahaan teknologi asal Tiongkok, Huawei.

Keputusan ini didasarkan pada perintah Presiden AS, Donald Trump yang dengan tegas melarang perusahaan Tiongkok berdiri di Amerika.

Imbasnya, Huawei kehilangan dukungan terhadap update sistem operasi Android. Smartphone Huawei yang bakal diluncurkan di luar Tiongkok tidak akan bisa menikmati layanan aplikasi Google seperti Gmail dan Google Play.

Selain itu, Google juga bakal menghentikan dukungan teknis untuk Huawei, seperti yang dikutip dari laman CNET, Senin (20/5/2019).

Pekan lalu, Donald Trump telah menandatangani perintah eksekutif yang menyatakan ancaman musuh asing terhadap jaringan komunikasi, teknologi, dan layanan sebagai darurat nasional.

Perintah itu membatasi keterlibatan asing dalam jaringan operator nasional, diikuti dengan langkah Departemen Perdagangan Amerika yang menambahkan Huawei ke daftar hitam perdagangannya.

Alasan utama mengapa Amerika melakukan ini adalah karena Huawei punya keterikatan erat dengan pemerintah Tiongkok, dan AS takut kalau perangkat Huawei digunakan untuk memata-matai negara. Huawei sendiri sudah membantah kalau produknya membahayakan.

(Tin/Jek)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.