Sukses

Kemkominfo Blokir 2.856 Video Penembakan Masjid di Selandia Baru

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), menyatakan telah menghapus lebih dari 2.000 video penembakan masjid di Selandia Baru hingga Senin pagi tadi.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), menyatakan telah menghapus lebih dari 2.000 video penembakan masjid di Selandia Baru hingga Senin pagi (18/3/2019).

Diungkapkan oleh Plt Kepala Biro Humas Kemkominfo Ferdinandus Setu, hingga kini proses penyaringan konten video kekerasan tersebut terus dilangsungkan.

"Kami sudah langsung keluarkan permintaan untuk blokir, tidak lama setelah peristiwa itu. Ini di Indonesia saja yang dilakukan oleh tim AIS kami," kata Ferdinandus di Jakarta.

Lebih lanjut, pria yang karib disapa Nando ini menjabarkan bahwa semua konten yang disaring dan dihapus adalah dalam bentuk video.

"Yang tadi video semua, kita tidak membicarakan konten lagi, karena yang berbahaya video yang dia (pelaku teror penembakan) sedang live itu," tutur Nando.

Berdasarkan rincian data dari Kemkominfo per Senin pagi, total ada 2.856 video penembakan yang sudah dihapus.

Dari jumlah tersebut, Instagram merupakan platform yang paling banyak dipakai untuk menyebarkan video teror itu.

Total, ada 1.501 video yang dihapus dari platform berbagi foto dan video singkat Instagram.

Kemudian di Twitter ada 856 video yang dihapus, 355 video yang dihapus dari Facebook, dan 144 video yang dihapus dari YouTube.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Facebook Hapus 1,5 Juta Video Penembakan Masjid

Sebelumnya, Facebook mengaku telah menghapus setidaknya 1,5 juta video keji penembakan masjid di Selandia Baru yang beredar selama 24 jam setelah aksi teror berlangsung, Jumat 15 Maret 2019.

Sekadar informasi, video kejam tersebut beredar luas di berbagai platform media sosial usai teroris bernama Brenton Tarrant melakukan live streaming di platform medsos Facebook. 

"Dalam 24 jam pertama (setelah kejadian), kami menghapus 1,5 juta video penembakan secara global, di mana 1,2 juta video yang langsung kami hapus saat masih dalam proses pengunggahan," kata Facebook sebagaimana dikutip Tekno Liputan6.com dari Reuters, Senin (18/3/2019). 

Platform media sosial besutan Mark Zuckerberg cs ini menyebut, pihaknya juga telah menghapus video serupa yang telah di-edit.

Video-video tersebut di-edit dengan tidak menampilkan grafis kekerasan, namun Facebook menghapusnya untuk menghormati orang-orang yang terdampak aksi teror di masjid Christchurch serta atas permintaan pemerintah setempat. 

3 dari 3 halaman

Pelaku Teror Tayangkan Live Streaming

Sebelumnya, terjadi aksi teror berupa penembakan di dua masjid di Selandia Baru saat umat muslim tengah menunaikan ibadah salat Jumat. 

Teroris yang melakukan penembakan membabi buta di dua masjid tersebut menayangkan aksi kejamnya secara live streaming di Facebook selama 17 menit. 

Parahnya, setelah video tersebut ditayangkan secara live streaming, ada saja pihak yang menyimpan video tersebut, sehingga masih bisa dibagikan ulang di Facebook, beberapa jam setelah kejadian berlangsung. 

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, sebelumnya mengatakan bahwa dirinya ingin mendiskusikan hal tersebut dengan pihak Facebook.

(Tin/Jek)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.