Sukses

Gawat, Separuh Bumi Akan Alami Panas Ekstrem di 2075

Para peneliti memperkirakan pada tahun 2075, sebanyak 60 persen daratan di Bumi merasakan akibat dari gelombang panas.

Liputan6.com, Jakarta - Suhu Bumi yang kian memanas akibat pemanasan global diperkirakan masih berlanjut. Bahkan, studi terbaru dari sekelompok peneliti dalam kurun waktu 60 tahun mendatang, Bumi akan mengalami femonena gelombang panas yang tidak biasa.

Seperti dilansir dari laman Popular Science, Sabtu (27/2/2016), sekelompok peneliti telah menemukan bahwa gelombang panas yang biasanya muncul dalam waktu 20 tahun sekali, diperkirakan akan semakin rutin terjadi dalam beberapa tahun mendatang.

Tak hanya itu, peristiwa gelombang panas yang melanda Bumi ini diprediksi akan menjadi peristiwa yang tidak terpusat pada satu wilayah saja. Para peneliti memperkirakan pada tahun 2075, sebanyak 60 persen daratan di Bumi merasakan akibat dari gelombang panas.

Para peneliti juga menemukan bahwa gelombang panas yang akan dialami di masa depan memiliki suhu yang lebih tinggi ketimbang saat ini. Pada 2050, diperkirakan suhu dari gelombang panas akan meningkat 3 derajat Celcius lebih panas.

Meskipun, terlihat kecil, namun peneliti dari National Center for Atmosfer Research ini mengingatkan perubahan suhu tersebut dapat berpengaruh terhadap populasi makhluk hidup. Stres yang diakibatkan oleh suhu panas merupakan hal yang berbahaya.

Dalam beberapa penelitian, dampak dari gelombang panas ini berakibat fatal bagi orang yang sangat muda, orang tua, dan orang yang sudah menderita penyakit. Dampak ini juga lebih mematikan terutama bagi orang miskin, dan tidak memiliki akses terhadap fasilitas pendingin, listrik, ataupun AC.

Kendati demikian, bukan berarti kondisi tersebut tidak dapat berubah. Claudia Tebaldi salah seorang peneliti menuturkan kondisi itu dapat dihindari apabila manusia bisa menurunkan efek rumah kaca. Menurut penelitian, berkurangnya efek rumah kaca dapat mengurangi intensitas gelombang panas.

(Dam/Cas)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini