Sukses

Alasan India Cekal Internet Gratis Facebook

Sejumlah pihak yang tergabung di bawah bendera savetheinternet.in mengkritik bahwa internet.org sebenarnya tidak sepenuhnya gratis.

Liputan6.com, Jakarta - Layanan internet gratis melalui kampanye internet.org yang diusung Facebook menuai kontroversial. Per Desember 2015, regulator telekomunikasi India mencekal layanan yang berganti nama menjadi Free Basics tersebut.

Sejumlah pihak yang tergabung di bawah bendera savetheinternet.in mengkritik bahwa internet.org sebenarnya tidak sepenuhnya gratis dan juga bukan organisasi amal, yang mana nama domain .org biasanya digunakan untuk sebuah organisasi.

Facebook kemudian menanggapi kriktikan tersebut dengan mengubah nama layanan internet gratisannya pada akhir 2015 dengan nama Free Basics. Demikian seperti dikutip dari laman The Economist, Sabtu (9/1/2015).

Selain itu, para kritikus juga berpendapat bahwa jika India dan pengguna internet di negara berkembang lainnya menghabiskan sebagian besar waktu mereka di wall Facebook, secara tak langsung akan memaksa bisnis lain untuk mendirikan toko di Facebook daripada di situs web mereka sendiri atau website lain.

Hal ini juga akan memberikan kekuasaan yang sangat besar bagi Facebook. Bahkan, sebuah survei yang digelar tahun lalu menemukan bahwa jutaan pengguna Facebook di negara miskin dan berkembang, tidak menyadari bahwa mereka benar-benar menggunakan internet.

Tak hanya itu, sejumlah kritikus beranggapan bahwa layanan Free Basics diibaratkan layaknya taman berpagar, yang semua kontennya harus disetujui Facebook terlebih dulu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Di sisi lain, dikhawatirkan layanan ini dapat mengancam privasi pelanggan dengan mengambil data ketika mengakses layanan tersebut, dan seolah memiliki sikap anti persaingan.

Lebih lanjut, dijelaskan apabila pengguna baru internet merupakan pengguna Facebook, jelas bisnis online lain tidak punya pilihan selain beroperasi dalam ekosistem yang dibuat Facebook.

Facebook pun menyanggah anggapan tersebut dengan menyebutkan bahwa layanan ini terbuka untuk semua pihak dengan persyaratan tertentu.

Terkait keamanan, Facebook menuturkan bahwa data pengguna hanya akan disimpan selama 90 hari. Ditambah, layanan ini tidak memiliki motif mencari keuntungan, sebab tidak menyertakan iklan di dalamnya.

Terkait tuduhan akan mematikan kompetisi, media sosial besutan Mark Zuckerberg ini menyebutkan bahwa tak ada ancaman yang lebih baik bagi inovasi lokal ketimbang membuat orang-orang offline. Zuckerberg pun menuturkan, kehadiran Free Basics seharusnya dapat mendorong operator seluler menyediakan layanan yang lebih murah.

Keputusan India untuk menghentikan layanan ini juga diikuti oleh Mesir. Hanya saja, dengan alasan yang belum jelas. Namun, beberapa pihak menilai langkah itu dilakukan untuk mulai membatasi akses internet ke masyarakat Mesir.

(Isk/Cas)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini