Sukses

Yeti Airlines juga melayani Nepal selama lebih dari dua dekade, dan mengoperasikan ATR 72 di kota-kota besar Nepal.

Informasi Umum

  • PengertianPesawat Yeti Airlines dengan rute Kathmandu ke Pokhara jatuh pada Minggu, 15 Januari 2023.

    Profil Yeti Airlines yang Pesawatnya Jatuh di Nepal

    Pesawat Yeti Airlines dengan rute Kathmandu ke Pokhara jatuh pada Minggu, 15 Januari 2023. Pesawat Yeti Airlines tersebut mengangkut 72 orang termasuk empat awak kabin dan korban tewas sejauh ini dilaporkan 68 orang.

    Melansir laman resminya, ditulis Senin (16/1/2022), maskapai Yeti Airlines Ltd memulai penerbangan komersial pertamanya pada September 1998 dengan satu pesawat DHC6-300 Twin Otter buatan Kanada.

    Yeti Airlines juga telah melayani Nepal selama lebih dari dua dekade, dan mengoperasikan ATR 72 di kota-kota besar Nepal. Pada 2009, maskapai saudaranya Tara Air didirikan untuk mengambil alih operasi Short Take Off and Landing (STOL) dengan armada pesawat DHC6-300 dan Dornier DO228.  

    Yeti Airlines telah mempertahankan armada modernnya yang terdiri dari lima ATR 72-500 yang beroperasi di sektor domestik non-STOL di Nepal. 

    Sementada itu, kedua maskapai tersebut bersama-sama terus menyediakan jaringan rute penerbangan terbesar di seluruh Nepal.

    Diberitakan sebelumnya, Kotak hitam pesawat Yeti Airlines ditemukan pihak berwenang Nepal pada Senin, 16 Januari 2023.

    "Kotak hitam dari pesawat yang jatuh telah ditemukan," kata otoritas Bandara Sher Bahadur Thakur, Kathmandu, Nepal, dikutip dari ANI News, Senin, 16 Januari 2023.

    Kotak hitam merupakan alat perekam data penerbangan yang merekam semua informasi penerbangan melalui saluran khusus algoritma.

    Pesawat bermesin ganda ATR 72 yang berangkat dari Kathmandu itu jatuh di Pokhara beberapa menit sebelum mendarat pada Minggu, 15 Januari 2023. Waktu tempuh antara Kathmandu - Pokhara sendiri adalah 25 menit.

    Sebanyak 68 jenazah telah ditemukan sejauh ini di lokasi jatuhnya pesawat. Sementara itu, operasi pencarian dan penyelamatan di lokasi kecelakaan terus dilanjutkan sejak pagi tadi.

    "Operasi penyelamatan dilanjutkan pagi ini untuk melacak empat orang yang masih hilang," kata Shambhu Subedi dari Angkatan Bersenjata Nepal.

    Juru bicara maskapai Yeti Airlines Sudarshan Bartaula mengatakan belum dapat mengonfirmasi apakah ada korban selamat.

    Tak Ada Korban WNI

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Teuku Faizasyah mengonfirmasi bahwa tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam kecelakaan pesawat di Nepal.

    "Info KBRI Dhaka, tidak ada korban WNI," kata Faizasyah kepada Liputan6.com.

    Pesawat Yeti Airlines dengan rute Kathmandu ke Pokhara yang jatuh pada Minggu (15/1), mengangkut 72 orang termasuk empat awak kabin.

    Angkut 15 Penumpang Warga Asing

    Adapun 15 orang penumpangnya tercatat sebagai warga negara asing, yaitu lima orang India, empat orang Rusia, dua warga Korea Selatan, dan masing-masing satu warga Irlandia, Australia, Argentina, dan Prancis.

    Insiden pada Minggu tercatat sebagai kecelakaan udara terburuk di Nepal selama sekitar tiga dekade. Belum jelas apa yang menyebabkan kecelakaan, tetapi Nepal sendiri memiliki sejarah kecelakaan penerbangan yang fatal, seringkali karena landasan pacu yang jauh dan perubahan cuaca yang tiba-tiba yang dapat menyebabkan kondisi berbahaya.

    Kurangnya investasi untuk pesawat baru dan regulasi yang buruk disebut juga menjadi penyebab kecelakaan di masa lalu. Selain itu, Nepal yang merupakan rumah bagi sejumlah gunung paling menakjubkan di dunia, memiliki medan yang paling sulit untuk dinavigasi.