Sukses

Angin Kencang hingga Hujan Es Intai Banyuwangi Saat Musim Peralihan, Warga Diimbau Waspada

Dalam menghadapi musim peralihan, masyarakat Banyuwangi, diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap adanya cuaca ektrem yang berpotensi menimbulkan angin kencang hingga turun hujan es yang bisa melanda.

Liputan6.com, Banyuwangi Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas III Banyuwangi I Gede Agus Purbawa, mengimbau warga untuk waspada adanya cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan angin kencang hingga turun hujan es saat peralihan musim.

I Gede Agus Purbawa menyatakan, jika pada penghujung November, mayoritas wilayah Jawa Timur, termasuk Bumi Blambangan sedang masuk musim peralihan atau pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan.

Normalnya, berdasarkan yang telah dialami selama ini, di Banyuwangi seharusnya musim hujan sudah bisa dirasakan pada November dan musim peralihan biasa terjadi pada Oktober.

“Tahun ini mundur karena fenomena El Nino dengan status moderat atau sedang, jadi kemundurannya sekitar satu sampai tuga dasarian atau kurang lebih 10 hari hingga satu bulan,” kata Gede, Rabu  (29/11/2023).

Gede, juga mengatakan, Di Banyuwangi mayoritas hujan akan bisa dirasakan pada Desember. Pasalnya wilayah paling ujung timur Pulau Jawa ini dibagi menjadi ada 6 zona musim. Wilayah dataran tinggi seperti Kecamatan Songgon, Licin, Glenmore dan Kalibaru akan mengawali masuknya musim peralihan atau transisi dengan merasakan turunya hujan di akhir November.

“Masuk awal Desember nanti akan turun hujan lagi diwilayah sekitarnya seperti Banyuwangi, Singojuruh, Rogojampi dll. Lalu yang paling akhir merasakan hujan dimusim peralihan yaitu wilayah Tegaldlimo dan Wongsorejo di Desember akhir,” jelasnya.

Karena beberapa wilayah di Kota Gandrung yang sudah  merasakan hujan masuknya musim transisi itu, seyogyanya masyarakat Banyuwangi mewaspadai potensi ancaman yang akan ditimbulkan, seperti hujan lebat disertai angin kencang, kilat dan petir.

Lalu potensi puting beliung yang cukup tinggi terjadi di wilayah datar atau flat, bahkan hingga berpotensi terjadi hujan es, bilamana muncul awan cumulonimbus tebal dengan titik 0 derajat atau titik beku yang semakin turun.

“Jadi itu kondsi cuaca yang menjadi ancaman pada musim transisi atau peralihan yang harus diwaspadai,” ucap Gede.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ciri-Ciri Musim Peralihan

Untuk ciri-ciri musim peralihan sendiri atau satu bulan sebelum memasuki musim hujan, Gede, menerangkan, bisa dilihat dari atmosfer yang sangat labil, lalu udara mulai lembab, biasanya ditandai dengan pagi cerah siang muncul awan dan sore hujan lebat.

“Saat musim peralihan intensistas hujan diistilahkan dengan showers atau hujan lebat dengan durasi pendek antara 1 sampai 3 jam,” terangnya.

Sebab itu, diharapkan agar masyarakata Banyuwangi, yang akan mengalami masuk musim transisi untuk  menjaga diri, seperti menjaga kondisi tubuh dengan mengkonsumsi vitamin dan makan yang cukup disertai olahraga. kemudian menyiapkan segala kebutuhan datangnya musim hujan seperti mantel saat berkendara dan lainya.

“Itu yang perlu menjadi catatan untuk masyarakat Banyuwangi, dan tetap pantau prediksi cuaca dari laman BMKG,” cetus Gede.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.