Sukses

Nelayan di Banyuwangi Tewas karena Kaki Terseret Jaring Masuk ke Laut, Begini Ceritanya

Seorang nelayan di Banyuwangi tewas akibat kakinya terlilit jaring saat melaut. Korban adalah Rocky Martin (23), anak buah kapal gardan Joko Tarub. Ia tewas saat kapal tengah berlayar mencari ikan pada Sabtu (17/6/2023). Sementara jenazahnya dikebumikan pada Minggu, (18/6/2023).

Liputan6.com, Banyuwangi Seorang nelayan di Banyuwangi tewas akibat kakinya terlilit jaring saat melaut. Korban adalah Rocky Martin (23), anak buah kapal gardan Joko Tarub. Dia tewas saat kapal tengah berlayar mencari ikan pada Sabtu 17 Juni 2023).

Kasatpolairud Polresta Banyuwangi Kompol Mashyur Ade menjelaskan, korban tengah berlayar bersama 23 anak buah kapal dan nakhoda ketika kejadian. Mereka berangkat melaut dari Tempat Pelelangan Ikan Brak Muncar. Ketika sampai di tengah sembulungan perairan Muncar, mereka melepaskan jaring untuk menangkap ikan.

"Lokasi tersebut berada sekitar 5 mil dari TPI Muncar ," kata Ade. Senin (19/6/2023).

Sebelum kejadian, korban turut mempersiapkan jaring bersama anak buah kapal lainnya untuk diturunkan. Petaka tiba saat proses penurunan jaring berlangsung, yakni sekitar pukul 16.00 Wib.

"Tiba-tiba kaki korban tersangkut tali jaring dan terseret masuk ke dalam laut," sambung Ade.

Salah satu anak buah kapal lainnya langsung berteriak kepada nahkoda agar mematikan mesin kapal dan memberhentikan proses penurunan jaring.

"Kemudian seluruh anak buah kapal dan nahkoda menarik kembali jaring yang sudah turun untuk menolong korban dari laut," tambah dia.

Sayangnya, saat berhasil diangkat dari laut, korban sudah dalam keadaan tak sadarkan diri. Para anak buah kapal lain sempat mencoba melakukan pertolongan pertama kepada korban dengan cara memompa perutnya. Namun, korban tak bereaksi dan telah meninggal dunia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Diimbau Tetap Berhati- Hati

Kapal pun segera kembali ke daratan. Korban dan anak buah kapal lain sampai di TPI sekitar dua jam kemudian atau pukul 18.00 WIB.

"Langkah yang dilakukan selanjutnya adalah menghubungi keluarga korban. Dan keluarga langsung membawa korban ke rumah duka," kata Ade.

Ade mengimbau, kepada seluruh nelayan agar tetap mengutamakan keselamatan di laut dalam bekerja. Sebab laka laut terjadi akibat hal yang sepela dan tidak diduga-duga.

“Saya cuman berpesan agar tetap berhati- hati dalam bekerja terutama di tengah laut. Karena biar bagaimanapun keselamatan yang lebih utama,” pungkasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.