Sukses

Warga Resah 112 Sapi Terjangkit Penyakit Lato-Lato, Apa Upaya Pencegahan Pemkab Tuban?

Wabah penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) yang menyerang ternak sapi di Tuban terus meluas. Masyarakat resah karena ratusan sapi milik warga terpapar virus yang dikenal sebagai penyakit lato-lato.

Liputan6.com, Tuban - Wabah penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) yang menyerang ternak sapi di Tuban terus meluas. Masyarakat resah karena ratusan sapi milik warga terpapar virus yang dikenal sebagai penyakit lato-lato.

Mirisnya, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP2P) Tuban disinyalir belum punya konsep serius untuk menangani wabah yang kian meluas itu. Sebab, pemkab belum memiliki data secara pasti terkait berapa jumlah ternak sapi yang terinfeksi virus tersebut.

“Angkanya belum bisa memastikan, namun untuk kasus kematian, persentasenya sangat kecil,” kata Kabid Kesehatan Hewan di DKP2P Tuban, Pipin Diah Larasati, Minggu (7/5/2023).

Kendati demikian, tim kesehatan hewan DKP2P Kabupaten Tuban telah menindaklanjuti laporan masyarakat. Dimana, tim telah turun ke Desa Penambangan, Kecamatan Semanding.

“Setidaknya, tim menangani 112 ekor sapi terjangkit LSD di desa tersebut,” ungkapnya.

Ia menyampaikan tim turun untuk melakukan tindakan seperti pemberian antibiotik untuk luka, obat oral hingga injeksi kepada ternak sapi. Tim juga melakukan pemeriksaan kesehatan hewan secara menyeluruh.

“Hasilnya, tidak ditemukan infeksi sekunder penyakit lain, kecuali LSD,” jelas Pipin Diah Larasati.

Ia menyampaikan penyakit LSD banyak menyerang sapi pedet dan sapi yang sudah tua yang rentan. Dua ini memang rentan tertular.

“Namun, jika ditangani dengan baik dan benar, akan sembuh,” terang Pipin panggilan akrabnya.

Ia kembali menjelaskan penanganan yang salah menjadi penyebab utama sapi terjangkit LSD mati. Banyak sapi mati karena saat sakit dimandikan.

Untuk itu, pada kesempatan tersebut, pihaknya juga memberikan edukasi kepada masyarakat yang memiliki sapi untuk terus mengecek kesehatan hewan setiap hari.

“Selain itu juga menginformasikan bagaimana menangani sapi yang terjangkit LSD dengan baik dan benar agar tidak terjadi kepanikan,” jelasnya.

Pipin berharap peternak terus proaktif memberi laporan ke petugas hewan, atau Pemdes. Masyarakat bisa menghubungi nomor 081233931917 untuk melapor.

“Sinergi harus dibangun untuk menuntaskan kasus LSD di Kabupaten Tuban,” terangnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sapi Sakit 13 Hari

Lebih lanjut, masyarakat Tuban saat ini tengah was-was dengan meluasnya penyakit lato-lato yang menyerang ternak sapi. Hal tersebut salah satunya di sampaikan Arif, warga Desa Gaji, Kecamatan Kerek, Tuban.

“Sapi limusin ini sakit sudah 13 hari tidak bisa berdiri karena sakit LSD,” kata Arif dengan nada resah.

Dirinya sampai saat ini masih khawatir karena sudah dua kali memanggil dokter hewan untuk mengobati sapinya yang mengalami luka benjolan di sekujur tubuhnya. Usaha itu belum berhasil, bahkan terlihat dibagian perut sapi mengalami luka bengkak yang cukup parah diduga karena terjangkit virus tersebut.

“Sudah 2 kali dipanggilkan dokter hewan. Sudah dicoba herbal dan disuntik semuanya dicoba tapi masih sekarat. Sapi bisa makan minum tapi disuapi,” pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.