Sukses

Jualan Sandwich dan Mochi, Mahasiswa Ikut Raup Untung di Pasar Takjil Ramadan Banyuwangi

Pasar takjil Ramadan Street Food Festival di Banyuwangi, turut membawa berkah bagi sejumlah mahasiswa yang ikut berjualan.

Liputan6.com, Banyuwangi - Pasar takjil Ramadan Street Food Festival di Banyuwangi, turut membawa berkah bagi sejumlah mahasiswa yang ikut berjualan.

Dinda Novita Permatasari dan sembilan rekannya mahasiswa Manajemen Bisnis Pariwisata (MBP) Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi), ikut merasakan keuntungan dari berjualan di pasar takjil.

Dia mengaku banyak keuntungan yang didapatkan sejak awal berjualan di pasar takjil Ramadan yang berada di Jalan Letjen Sutoyo, Kelurahan Tukangkayu, Kecamatan Banyuwangi itu.

Dalam sehari saja, mereka dapat mengumpulkan laba sekitar Rp 100 ribu - Rp 250 ribu. Tentu saja, dengan keuntungan itu dapat membantu perekonomian mereka sebagai mahasiswa.

"Alhamdulilah produk yang kami jual setiap harinya, yakni 16 sandwich buah dan 41 mochi selalu habis," kata Dinda, perwakilan kelompok mahasiswa, Selasa (11/4/2023).

Dinda menyebut, adapun produk yang mereka jual berupa olahan kue, diantaranya sandwich buah, mochi dan potato. Harga takjil yang mereka tawarkan di Rp 10 ribu per biji.

Selain mendapat keuntungan berupa uang, mereka mengaku juga mendapatkan pembelajaran yang berharga dari belajar berwirausaha.

Salah satunya adalah kepercayaan masyarakat terhadap cita rasa serta kebersihan baik makanan maupun lokasi berjualan.

"Kerjasama tim juga dibutuhkan di sini. Setelah kami pikir-pikir juga, ternyata mencari duit itu susah. Uang Rp 1.000 saja sangat berharga," ungkapnya.

Dinda menambahkan, kegiatan berjualan takjil yang dilakukan sekelompok mahasiswa itu ternyata bagian dari mata kuliah kewirausahaan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ide Berjualan dari Media Sosial

Ia sedikit bercerita jika tidak mudah mengawali usaha. Tantangan terberat adalah menentukan ide bisnis. Belum lagi beberapa kali mengalami kegagalan di awal usaha.

"Kami tidak langsung berjualan di sini. Awalnya gagal, dan setelah beberapa kali percobaan pembuatan produk akhirnya berhasil," ujarnya.

Dinda menambahkan, sejumlah produk yang dijual itu berangkat dari ide yang didapat di media sosial. Cara pembuatan hingga resep, mereka belajar dari tiktok.

"Intinya, banyak tantangan yang kami hadapi. Namun semuanya berhasil dilalui berkat kerjasama tim," tegasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.