Sukses

ITS Sandingkan Gelar Juara Umum dari Dua Kompetisi Ini

Dalam Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) ke-15 dan Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) ke-11 yang dimulai sejak Jumat, 8 November 2019, kontingen ITS sukses menyandingkan gelar juara umum dari keduanya.

Liputan6.com, Surabaya - Seakan menjadi kado untuk perayaan Dies Natalis yang ke-59, gaung prestasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali bergema melalui kemenangan yang diraih oleh mahasiswa D3 Teknik Infrastruktur Sipil dan S1 Teknik Sipil.

Dalam Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI) ke-15 dan Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) ke-11 yang dimulai sejak Jumat, 8 November 2019, kontingen ITS sukses menyandingkan gelar juara umum dari keduanya.

Tepat pada perayaan Dies Natalis ITS yang ke-59, Minggu, 10 November 2019, kabar bahagia datang dari Tim KJI-KBGI yang berlomba di Politeknik Negeri Jakarta. Dalam kompetisi tahunan bergengsi untuk mahasiswa Teknik Sipil ini, kontingen ITS sukses meraih gelar Juara Umum pada kedua mata lomba. 

Untuk KJI, ITS diwakili oleh Rif’at Arya Samboga dan Rizki Rahman Robbani yang tergabung dalam Tim Octagon. Jembatan Rakendo yang didesain oleh keduanya mampu menyabet juara pertama untuk bidang jembatan pelengkung. 

Selain itu, tim yang beranggotakan mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur Sipil ini juga mengantongi tiga juara kategori. “Kami juara kategori Jembatan Terindah, kategori jembatan Terkokoh, serta kategori Jembatan dengan Inovasi Terbaik,” ujar Rif’at, Senin (11/11/2019). 

Meraih predikat juara umum adalah suatu hal di luar perkiraan Rif’at dan Rizki Rahman Robbani atau yang biasa disapa Rahman. Pasalnya, banyak dari perguruan tinggi lain yang kontingennya lolos dalam beberapa kategori. Namun, pada 2019, ITS harus berpuas diri dengan mengirimkan satu kategori tim sebagai finalis lomba. 

Secara hitungan kasar, hanya dengan satu tim tentunya kecil kemungkinan bagi ITS untuk meraih juara umum. Namun tak disangka, satu tim kebanggaan ITS inilah yang menjadi kuda hitam dalam perlombaan tersebut dan mampu meraih banyak juara.  

Afif Navir Refani, pembina Tim KJI ITS menuturkan, berdasarkan keputusan juri, ITS mampu meraih gelar juara umum atas dasar skor total yang didapatkan. Sehingga, jumlah tim yang lolos berlomba sebagai finalis tidak diperhitungkan. 

"Karena pada tahun ini, perolehan juara kategori merata, tidak ada perguruan tinggi yang mendominasi juara pada banyak kategori," ungkap Navir, sapaan akrabnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

Sementara itu, Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) yang diwakili oleh Tim Afirmasi Cakrawala Wahyudianto mampu melahirkan kembali gelar Juara Umum yang telah diraih pada 2017. 

Tim dari Departemen Teknik Sipil dengan anggota Muhammad Anhar Prakoso, Virliana Amanda, Mohammad Ryan Rama Albertino, Ahnaf Syarif, serta Damang Galuh ini juga memperoleh tiga juara kategori. Yakni kategori Kinerja Struktural, kategori Kesesuaian Implementasi Terhadap Desain, dan kategori Kinerja Seismik Bangunan 12 lantai. 

Untuk juara kategori Kesesuaian Implementasi Terhadap Desain tersebut diraih kontingen ITS atas banyaknya kesesuaian antara rancangan dalam proposal dengan perakitan di lapangan. 

"Ada tiga aspek dalam hasil rakitan kami yang mengungguli rancangan awal,” ungkap Muhammad Anhar Prakoso atau yang sering disapa Anhar, salah satu anggota Tim Afirmasi Cakrawala. 

Tiga aspek tersebut antara lain adalah waktu pelaksanaan yang berselang dua menit lebih cepat dari perkiraan. Berat bangunan sebesar 52 kilogram, dua kilogram lebih ringan dari perkiraan.

Serta, gaya gempa yang mampu diterima bangunan rancangan tim Afirmasi Cakrawala ini hampir mendekati perencanaan dibandingkan tim lain. Yaitu, 45 kilogram dari 53 kilogram pada perencanaannya. 

Lebih lanjut, Anhar tak menepis ada kendala yang dihadapi timnya saat perlombaan. Yakni kendala teknis yang mengharuskan kegiatan perakitan mundur dari jadwal semula, membuat ia dan timnya menyelesaikan pekerjaan hingga malam hari. Hal ini karena tahap pemotongan material sendiri membutuhkan waktu sembilan jam, sementara perakitan baru dimulai pada sore hari. 

Namun, kendala tersebut tak menjadi penghalang bagi tim Afirmasi Cakrawala untuk menorehkan prestasi. Tekad untuk menjadi juara umum sudah diniatkan tim sedari awal pengumpulan lolos proposal. "Bersyukur dan senang sekali. Apalagi pengumumannya bertepatan dengan ulang tahun ITS pada 10 November," tutur Anhar.

Menanggapi prestasi membanggakan ini, Navir, pembina tim KJI kembali berpesan untuk menularkan ‘virus’ juara agar banyak yang berminat mengikuti lomba seperti ini.

"Berkaca dari lomba ini, pada dasarnya semua punya potensi untuk menang, tetapi yang mempersiapkan dan berlatih dengan baik lah yang menjadi juaranya," pungkas dosen Teknik Infrastruktur Sipil tersebut.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.