Sukses

Sara Fajira Akui Lagu Lathi Mengandung Sumpah Serapah

Peran Sara Fajira di lagu Lathi sangat kuat meski ia hanya sebagai featuring artist Weird Genius.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Sara Fajira belakangan ini ikut menanjak seiring makin populernya lagu "Lathi" yang diciptakan dan dibawakan Weird Genius. Suara Sara dalam lagu tersebut memang dinilai cocok dengan lagunya.

Seperti diketahui, "Lathi" yang berarti 'lidah' (ucapan), memiliki lirik berbahasa Jawa pada bagian chorus. Elemen inilah yang membuat lagunya fenomenal di dunia maya. Peran Sara Fajira pun sangat kuat meskipun ia hanya sebagai featuring artist.

Saat berbicara di vlog Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Sara Fajira mengakui bahwa ia sendiri yang menuliskan lirik bahasa Jawa tersebut.

Ia juga meminta izin personel Weird Genius, terutama Eka Gustiwana, untuk mengambil unsur peribahasa Jawa kuno di dalamnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Peribahasa Jawa Kuno

"Kalau yang di baris pertama memang saya ciptain, untuk baris selanjutnya, saya ambil dari peribahasa Jawa, bahasa Jawa kuno," terang Sara Fajira melalui kanal YouTube Ganjar Pranowo, belum lama ini.

3 dari 5 halaman

Toxic Relationship

Seperti di video klip, lirik lagu "Lathi" pun memiliki tema yang sama, yakni sebuah toxic relationship yang melanda sejumlah insan muda. Bagian chorus bahasa Jawa pun menjadi penekanan untuk Sara.

4 dari 5 halaman

Berisi Ego dan Kebohongan

"Dari artinya, 'kamu enggak bisa lari dari kesalahan, harga diri terletak pada ucapan.' Dari liriknya sendiri tentang toxic relationship yang mana hubungan isinya ego dan kebohongan, sama-sama cinta, tapi saling menyakiti," beber Sara Fajira.

5 dari 5 halaman

Sumpah Serapah

Menariknya lagi, lagu "Lathi" ini membuat Sara menghayati liriknya. Ia bahkan memposisikan dirinya sebagai korban hingga menganggap liriknya seolah adalah sumpah serapah kepada pria yang menyakitinya.

"Jadi kenapa aku masukin lirik bahasa Jawa dan pakai peribahasa. Nah, aku memposisikan sebagai korban, jadi pasangan yang melakukan kekerasan kepada saya," terang Sara.

"Itu semacam sumpah serapah kepada pasangan saya (bagian chorus bahasa Jawa). Biar lagunya enggak melulu tentang cinta, ada pesan moralnya," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.