Sukses

Berburu Saham Big Cap Murah, Intip Strategi Investasinya

Saham-saham dengan kapitalisasi besar (big cap) masih mengalami tekanan. Mengutip data RTI, IHSG melemah tipis 0,22 persen ke posisi 7.083,76 pada penutupan Selasa, 14 Mei 2024. Indeks LQ45 susut 0,33 persen ke posisi 892,58. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.

Liputan6.com, Jakarta Saham-saham dengan kapitalisasi besar (big cap) masih mengalami tekanan. Mengutip data RTI, IHSG melemah tipis 0,22 persen ke posisi 7.083,76 pada penutupan Selasa, 14 Mei 2024. Indeks LQ45 susut 0,33 persen ke posisi 892,58. Sebagian besar indeks saham acuan memerah.

Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang tertekan dan aksi jual saham oleh investor asing. Head of Equity Analyst and Strategy Mandiri Sekuritas Adrian Joezer mengatakan setidaknya ada tiga sebab terjadinya outflow.

Pertama, perubahan ekspektasi pasar untuk penurunan suku bunga The Fed. Yang kedua adalah pelemahan nilai tukar rupiah yang cukup volatile di dua bulan terakhir. Dan yang ketiga adalah penyesuaian ekspektasi pasar terhadap potensi pertumbuhan IHSG, terutama di saham big caps.

"Untuk faktor pemicu outflow pertama, valuasi sebenarnya sudah di level yang menarik. Tapi ini growth-nya reset menjadi lebih rendah dan ada ekspektasi risk Fed rate-nya mungkin gak jadi turun, risk premium-nya jadi naik. Tapi sudah mulai di-repricing oleh pasar. Ekspektasi sudah berubah dari awalnya mungkin bisa lebih dari tiga kali, menjadi hanya satu kali untuk rate cutting cycle-nya," kata Joezer, dikutip Rabu (15/5/2024).

Selain dari sisi perubahan ekspektasi The Fed, Joezer mengatakan memang repatriasi dividen sudah hampir selesai. Di mana beberapa big cap sudah melakukan pembayaran dividen. Sehingga harapannya permintaan untuk dolar secara domestik bisa perlahan-lahan turun.

Bersamaan dengan itu, beberapa harga komoditas juga tampaknya mulai mengalami perbaikan, seperti batu bara dan kelapa sawit.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Laju Ekspektasi IHSG

Lalu untuk ekspektasi IHSG, Joezer mencatat meskipun valuasi masih tergolong sudah murah di level sekarang, tapi mungkin growth-nya ini akan cukup challenging. Sampai pada saat kebijakan bisa lebih ke pro-growth. Dengan asumsi penurunan suku bunga terjadi pada kuartal IV 2024, maka sekarang adalah saat yang tepat untuk masuk pasar saham.

"Kalau kita base case-nya benar, jadi harusnya di posisi di periode di kuartal II ini seharusnya bisa mulai pelan-pelan masuk ke pasar saham sebenarnya cukup menarik," kata Joezer.

Dari sisi sektornya, Joezer mengatakan untuk 3-6 bulan ke depan, pertumbuhan IHSG akan lebih akselerasi ada di sektor yang non-perbankan. Menurut dia, sektor non-perbankan mulai menunjukkan perbaikan pertumbuhan pada tahun ini setelah mengalami tekanan pada periode sebelumnya.

"Saya rasa untuk 12 bulan positioning sebenarnya terutama untuk fundamentalist, itu sudah mulai menarik ya di level sekarang. Tapi kita melihat mesti memang jangka panjang investment horizon-nya. Dengan harapan bahwa memang rate cutting cycle itu paling nggak terjadi di kuartal IV tahun ini, atau paling tidak di awal tahun 2025, harusnya secara 12 bulan positioning di saham bisa menarik lagi," pungkas Joezer.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini