Sukses

IHSG Berpotensi Koreksi, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 13 Mei 2024

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada di level support 7.045,7.026 dan level resistance 7.298,7.377 pada perdagangan Senin, 13 Mei 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)  berpeluang melemah pada perdagangan saham Senin (13/5/2024). IHSG akan menguji level 7.058.

IHSG turun 0,49 persen ke posisi 7.088 dan masih didominasi oleh volume penjualan pada perdagangan Rabu, 8 Mei 2024. Koreksi IHSG sempat menguji area support terdekat.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana mengingatkan untuk waspadai akan ada lanjutan koreksi IHSG untuk menguhi ke 7.058 terlebih dahulu.

“Namun, selama masih mampu berada di atas 7.026 sebagai support krusialnya, posisi IHSG diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave © dari wave B, sehingga IHSG masih berpeluang untuk menguji area 7.289,” kata Herditya dalam catatannya.

Ia prediksi, IHSG berada di level support 7.045,7.026 dan level resistance 7.298,7.377 pada perdagangan saham Senin pekan ini.

Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance di 7.060-7.150. “Potensi penguatan terbuka, tetapi tipis,” demikian dikutip.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini, PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Sedangkan Herditya memilih saham PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Rekomendasi Teknikal

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1.PT XL Axiata Tbk (EXCL) - Buy on Weakness

Saham EXCL menguat 2,06% ke 2.480 disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian. Herditya menuturkan, selama masih mampu bergerak di atas 2.400 sebagai stoplossnya, posisi EXCL saat ini diperkirakan berada pada bagian dari wave (iii) dari wave [iii].

Buy on Weakness: 2.440-2.460

Target Price: 2.570, 2.640

Stoploss: below 2.400

 

2. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) - Buy on Weakness

Saham ITMG menguat 2,22% ke 25.350 disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian.

"Selama ITMG masih mampu berada di atas 24.500 sebagai stoplossnya, maka posisi ITMG saat ini diperkirakan sedang berada pada awal dari wave [iii]," kata Herditya.

Buy on Weakness: 24.800-25.150

Target Price: 26.125, 27.325

Stoploss: below 24.500

 

3. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) - Spec Buy

Saham TLKM terkoreksi 0,32% ke 3.080 disertai dengan munculnya volume penjualan. Herditya menuturkan, selama TLKM masih mampu berada di atas 3.040 sebagai stoplossnya, maka posisi TLKM saat ini sedang berada di awal wave 3 dari wave (A).

Spec Buy: 3.050-3.070

Target Price: 3.190, 3.370

Stoploss: below 3.040

 

4.PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) - Sell on Strength

Saham PGAS menguat 1,33% ke 1.520 disertai munculnya volume pembelian. Saat ini, diperkirakan posisi PGAS sedang berada di akhir wave [v] dari wave A, sehingga penguatan

"PGAS akan relatif terbatas dan rawan berbalik terkoreksi. Kami perkirakan, koreksi PGAS akan menguji ke rentang 1.380-1.455," ujar dia.

Sell on Strength: 1.550-1.575

 

 

 

3 dari 4 halaman

Penutupan IHSG pada 8 Mei 2024

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Rabu (8/5/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang tertekan dan investor asing menjual saham hingga Rp 1 triliun.

Mengutip data RTI, IHSG merosot 0,49 persen ke posisi 7.088,79. Indeks LQ45 susut 0,51 persen ke posisi 893,42. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Jelang libur panjang, IHSG berada di level tertinggi 7.164,30 dan terendah 7.071,34. Sebanyak 367 saham melemah sehingga menekan IHSG. 194 saham menguat dan 218 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.178.981 kali dengan volume perdagangan 21,5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 13,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.025. Investor asing menjual saham Rp 1,1 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 1,49 triliun.

Mayoritas sektor saham memerah kecuali sektor saham eneri naik 0,11 persen. Sementara itu, sektor saham properti terpangkas 1,8 persen dan catat koreksi terbesar. Sektor saham basic susut 0,07 persen, sektor saham industri turun 0,02 persen, sektor saham nonsiklikal merosot 0,22 persen.

Selain itu, sektor saham siklikal terpangkas 0,49 persen, sektor saham kesehatan tergelincir 0,46 persen, dan sektor saham keuangan tergelincir 0,93 persen.

Selanjutnya sektor saham teknologi melemah 0,60 persen, sektor saham infrastruktur terbenam 0,30 persen dan sektor saham transportasi terperosok 0,81 persen.

Dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG dan bursa regional Asia melemah. "Pasar tampaknya berfokus terhadap pernyataan pejabat the Federal Reserve (the Fed) Amerika Serikat (AS) sehubungan dengan jalur suku bunga acuannya dan juga konflik di Timur Tengah yang kian memanas,” demikian dikutip dari Antara.

 

 

4 dari 4 halaman

Sentimen IHSG

Selain itu, Gubernur Federal Reserve Bank of Minneapolis Neel Kashkari menuturkan, ada kemungkinan besar bank sentral akan mempertahankan suku bunga untuk jangka waktu yang lama, sehingga para pejabat yakin inflasi berada di jalur yang sesuai dengan target mereka.

Dari Timur Tengah, kelompok Hizbullah baru-baru ini menggempur Israel dengan drone peledak. Serangan ini dilakukan pada Selasa 7 Mei 2024 waktu setempat, sehari setelah serangan kelompok yang didukung Iran itu menewaskan dua tentara Israel.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa pada April 2024 sebesar USD 136,2 miliar atau lebih rendah dari Maret yang tercatat sebesar USD 140,4 miliar, yang dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah seiring dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini