Sukses

Kinerja Homeco Victoria Makmur Moncer, Incar 50 Juta Pelanggan pada 2030

PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE) menyatakan akan fokus ekspansi dan penguatan jaringan distribusi. Saat ini, Perseroan punya saluran distribusi lebih dari 40 ribu titik.

Liputan6.com, Jakarta - PT Homeco Victoria Makmur Tbk. (LIVE), sebuah perusahaan perdagangan besar yang mengkhususkan diri dalam alat rumah tangga hingga mainan, merilis sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Homeco Victoria Makmurmenyediakan perlengkapan dapur, peralatan masak, tas, alat tulis, dan tisu basah berkualitas tinggi.

Sebagai perusahaan holding, perseroan juga mengelola satu entitas anak - PT Trisinar Indopratama (TSI), yang merupakan perusahaan bergerak di bidang industri barang dari plastik untuk pengemasan, mainan anak-anak, barang plastik lainnya, perlengkapan dan peralatan rumah tangga (tidak termasuk furnitur) berbahan dasar plastik dengan merek Technoplast. TSI sendiri telah memiliki pengalaman bisnis selama 24 tahun dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi.

Melalui Penawaran Saham Perdana (IPO), LIVE menawarkan hingga 808.350.000 saham, setara dengan maksimum 17,6% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp 25 per saham.

Menurut prospektusnya, perusahaan yang dimiliki oleh Sjamsoe Fadjar dan Ellies Kiswoto ini menetapkan kisaran harga IPO sebesar Rp 148 per saham, dengan tujuan mengumpulkan maksimum Rp 119.635.800.000 dalam dana segar.

“Sepanjang tahun 2022, Homeco mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 86,53% dengan pencapaian laba bersih sebesar 458%. Manajemen merasa pencapaian ini merupakan momen yang tepat bagi perusahaan melakukan penawaran umum (IPO). Kedepannya manajemen akan senantiasa untuk menjaga pertumbuhan perusahaan untuk meningkatkan value bagi pemegang saham,” ucap Sjamsoe Fadjar, Komisaris Utama, PT Homeco Victoria Makmur Tbk. (LIVE), Senin (14/2/2024).

"Antisipasi tingginya minat pasar terhadap Homeco menciptakan kesempatan emas bagi para investor untuk meraih potensi keuntungan. Manfaatkan peluang ini pada tanggal 12 Februari 2024, dan dapatkan potensi pengembalian investasi yang menguntungkan," lanjutnya.

Selain itu, perusahaan berencana untuk mengalokasikan Opsi Saham Karyawan, menawarkan hingga 8.350.000 saham biasa, yang mewakili 1,0330% dari IPO, kepada karyawannya melalui program Penyediaan Saham Karyawan (ESA).

Untuk memfasilitasi tindakan korporasi ini, PT Binaartha Sekuritas dan PT Samuel Sekuritas Indonesia telah ditunjuk sebagai penjamin emisi efek.

Peroleh dana dari IPO setelah dikurangi biaya penerbitan, ditujukan utamanya untuk membiayai ekspansi perusahaan yang akan digunakan untuk pembelian persediaan barang dagang dan membiayai operasional perusahaan. Selain itu, dana dari IPO juga digunakan untuk melunasi sebagian utang perusahaan yang telah jatuh tempo.

Targetkan 50 Juta Pelanggan

PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE) menargetkan penambahan 50 juta pelanggan pada 2030. Bersamaan dengan itu, perseroan juga akan memperluas portofolio produk untuk memenuhi ekspektasi pasar yang terus berkembang, khususnya di kalangan milenial dan Generasi Z.

"Untuk target, kitar targetkan 50 juta pelanggan hingga 2030," kata Presiden Direktur Homeco Victoria Makmur, Ellies Kiswoto dalam konferensi pers usai pencatatan saham LIVE, Senin (12/2/2024).

Di samping itu, ekspansi dan penguatan jaringan distribusi menjadi fokus utama perusahaan. Saat ini, perseroan memiliki saluran distribusi mencakup lebih dari 40.000 titik penjualan di pasar modern dan lebih dari 700 mitra distribusi di pasar tradisional. Fundamental yang kuat saat ini akan menjadi modal awal pengembangan yang lebih agresif lagi.

Homeco Living melayani lebih dari 20 juta konsumen. Capaian itu dicatatkan bersamaan dengan Indonesia yang tengah memasuki era bonus demografi, di mana hampir 70 persen dari jumlah populasi berusia produktif atau sekitar 190 juta jiwa. Dari usia produktif ini, 30 persen-nya adalah generasi milenial yang berusia 27 tahun hingga 42 tahun. Ini merupakan kelompok konsumen utama Homeco Living.

"Dengan memperkokoh sistem distribusi, Homeco Living berambisi untuk memastikan bahwa produk-produk berkualitas tingginya dapat dengan mudah diakses oleh konsumen di seluruh Indonesia, menggarisbawahi dedikasi Perseroan untuk ketersediaan produk dan kepuasan pelanggan," ujar Ellies.

PT Homeco Victoria Makmur (Homeco Living) didirikan pada 2012, adalah distributor Indonesia terkemuka dari berbagai kategori produk, terutama produk peralatan rumah tangga. Rangkaian produknya meliputi peralatan dapur, peralatan masak, tas, alat tulis, tisu basah berkualitas tinggi, dan masih banyak lagi. Homeco Living menyediakan produk yang tepat ke saluran yang tepat.

Perusahaan menangani produk dari merek terkenal di kelasnya, memastikan pelanggan memiliki akses ke produk berkualitas tinggi dan andal. Perusahaan membedakan kekuatan merek di setiap target pasar, dari pasar atas hingga pasar massal.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Homeco Victoria Makmur Patok Harga IPO Rp 148 per Saham

Sebelumnya diberitakan, PT Homeco Victoria Makmur Tbk (LIVE) akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Pada aksi tersebut, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 808,35 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 25 per lembar. Melansir laman e-ipo, Jumat (2/2/2024), perseroan telah menetapkan harga penawaran final yakni Rp 148 per lembar. Dengan demikian, Homeco Victoria Makmur akan mengantongi dana segar Rp 119,64 miliar dari IPO.

Sebelumnya, perseroan mematok harga penawaran pada kisaran Rp 136 sampai dengan Rp 181 per saham. Perseroan berencana mengalokasikan Rp 25 miliar dari dana IPO untuk pelunasan sebagian utang kepada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA yang akan jatuh tempo.

Pelunasan sebagian utang ini akan dilaksanakan paling lambat satu bulan sejak dana IPO diterima. Lalu sebesar Rp 25 miliar akan digunakan untuk pelunasan sebagian utang usaha perseroan kepada PT Trisinar Indopratama selaku entitas anak. Selanjutnya TSI akan menggunakan dana tersebut untuk melunasi sebagian utang TSI kepada BCA terhadap fasilitas dengan tingkat bunga yang paling tinggi.

Pelunasan sebagian utang kepada BCA yang akan jatuh tempo direncanakan akan dilaksanakan paling lambat satu bulan sejak dana IPO diterima. Di mana perseroan melakukan pembayaran kewajiban keuangan kepada TSI terlebih dahulu, dan TSI melakukan pelunasan sebagian utang kepada BCA pada hari yang sama. Adapun sisa dana IPO akan digunakan untuk pengembangan usaha dalam bentuk modal kerja.

 

3 dari 4 halaman

Sekilas Homeco Victoria Makmur

PT Homeco Victoria Makmur Tbk dikenal juga dengan nama Homeco Living, didirikan pada  2012. Kegiatan usaha utama perseroan adalah perdagangan besar peralatan dan perlengkapan rumah tangga, perdagangan besar alat tulis dan gambar, perdagangan besar alat permainan dan mainan anak-anak, dan perdagangan besar tekstil.

Perseroan menyediakan perlengkapan dapur, peralatan masak, tas, alat tulis, dan tisu basah berkualitas tinggi. Sebagai perusahaan holding, perseroan juga mengelola satu entitas anak, PT Trisinar Indopratama (TSI) yang merupakan perusahaan bergerak di bidang industri barang dari plastik untuk pengemasan, mainan anak-anak, barang plastik lainnya, perlengkapan dan peralatan rumah tangga (tidak termasuk furniture) berbahan dasar plastik dengan merk Technoplast. TSI sendiri telah memiliki pengalaman bisnis selama 24 tahun dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi.

 

4 dari 4 halaman

BEI Incar 62 IPO pada 2024

Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sekitar 62 saham baru tercatat melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan raihan IPO 2023 yang mencapai 79 emiten.

"Kalau kita bicara IPO saham tahun depan itu 61 atau 62," ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman , dikutip Senin (1/1/2024).

Hingga akhir 2023, Bursa telah mengantongi setidaknya setengah dari target IPO dalam pipeline, yakni 30 perusahaan. Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 19 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 3 Perusahaan dari sektor basic materials

• 6 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

• 4 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

• 2 Perusahaan dari sektor energy

• 0 Perusahaan dari sektor financials

• 0 Perusahaan dari sektor healthcare

• 5 Perusahaan dari sektor industrials

• 3 Perusahaan dari sektor infrastructures

• 1 Perusahaan dari sektor properties & real estate

• 5 Perusahaan dari sektor technology

• 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

Secara keseluruhan, Bursa menargetkan pencatatan efek baru yang terdiri dari pencatatan saham, efek bersifat utang dan sukuk (EBUS), serta rights issue sebanyak 230 pencatatan pada 2024.

Target tersebut naik dari target revisi tahun ini sebanyak 200 pencatatan, namun turun signifikan dari realisasi akhir tahun lalu yang telah mencapai 385 pencatatan hingga 27 Desember 2023.

Selain itu, BEI menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) 12,25 triliun dan penambahan 2 juta investor baru. Tahun depan, Bursa juga akan meluncurkan instrumen investasi kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF) pada kuartal I 2024.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.